Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melemah 17 Persen Kuartal I/2020, Rupiah Masih Dalam Tekanan

Pada penutupan perdagangan Rabu (1/4/2020), rupiah berada di level Rp16.450 per dolar AS, melemah 0,86 persen atau terkoreksi 140 poin. Pelemahan tersebut pun menjadi kinerja mata uang Asia terburuk ketiga.
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah terus menguji level terendahnya sepanjang sejarah, yaitu Rp16.650 per dolar AS, dan diproyeksi terus melemah jika pandemi corona atau COVID-19 tidak segera terselesaikan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (1/4/2020), rupiah berada di level Rp16.450 per dolar AS, melemah 0,86 persen atau terkoreksi 140 poin. Pelemahan tersebut pun menjadi kinerja mata uang Asia terburuk ketiga. Kinerja rupiah tepat di bawah won dan ringgit yang masing-masing melemah 1 persen dan 0,97 persen.

Adapun, sepanjang kuartal ketiga tahun ini rupiah terkoreksi 17,12 persen, menjadi salah satu kinerja kuartalan terburuk bagi rupiah sepanjang sejarah. Secara year to date, rupiah telah bergerak melemah 18,64 persen.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat 0,6 persen ke level 99,638.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa meskipun stimulus telah digelontorkan oleh banyak negara termasuk Pemerintah Indonesia, hal itu tidak sepenuhnya menurunkan kekhawatiran pasar.

Terbaru, Pemerintah Indonesia yang menggelontorkan stimulus senilai Rp405,1 triliun untuk melawan pandemi COVID-19 dan menjaga pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Ariston mengatakan bahwa pasar masih mengkhawatirkan naiknya angka penyebaran wabah yang sudah menyebabkan pelemahan indikator-indikator ekonomi di seluruh dunia.

“Stimulus harus nya bisa meredakan kekhawatiran itu tapi bila sumber masalahnya belum bisa dipastikan kapan selesainya maka kekhawatiran akan terus ada,” ujar Ariston kepada Bisnis.com, Rabu (1/4/2020).

Dia mengatakan bahwa rupiah saat ini menguji level Rp16.575 per dolar AS, sebelum ke level terendahnya sepanjang masa Rp16.650 per dolar AS.

Adapun, Ariston juga menjelaskan jika penyebaran virus corona tidak segera mereda maka skenario terburuk rupiah dapat menyentuh level Rp17.000 per dolar AS dalam waktu dekat.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa nilai tukar rupiah dibayangi oleh banyak sentimen negatif di pasar. Data manufaktur dari Asia dan Eropa menunjukkan perlambatan ekonomi yang cukup memprihatinkan di tengah sentimen penyebaran virus corona atau COVID-19.

Hampir semua negara baik di Asia maupun Eropa memiliki data PMI manufaktur yang terkontraksi di bawah 50. Hanya China yang berhasil mencetak data PMI manufaktur di atas 50, yaitu di posisi 52.

Di Indonesia, IHS Markit melaporkan PMI pada Maret 2020 adalah 45,3. Lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu 51,9, sekaligus menjadi yang terendah sepanjang sejarah pencatatan PMI yang dimulai pada April 2011.

Belum lagi, defisit APBN yang diperkirakan semakin melebar, inflasi maret yang terlalu rendah di posisi 0,1 persen, dan data negatif lainnya.

Selain itu, Goldman Sach merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi AS menjadi -34 persen secara annualized pada kuartal I/2020. Angka tersebut lebih parah daripada proyeksi sebelumnya yaitu -24 persen. Goldman Sachs pun memprediksi angka pengangguran Negeri Paman Sam melonjak menjadi 15 persen pada pertengahan tahun ini.

Meski begitu, Goldman Sach memperkirakan ekonomi akan mulai pulih pada paruh kedua 2020 seiring penyebaran virus yang melambat. Pemulihan akan terjadi secara bertahap mulai Mei atau Juni.

“Pasar tentu melihat kondisi sekarang yang masih sangat tertekan. Situasi yang memburuk akibat virus corona membuat pelaku pasar menahan diri dan menjauh dari aset-aset berisiko, termasuk di Indonesia. Akibatnya, rupiah pun melemah,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (1/4/2020).

Ibrahim memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp16.400 per dolar AS hingga Rp16.700 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper