Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 2 April: IHSG Naik Tajam, Rupiah Masih Lesu

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound dan menguat lebih dari 1 persen. Sebaliknya, nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS.
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound dan menguat lebih dari 1 persen. Sebaliknya, nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS.

Sementara itu, indeks saham lain di Asia cenderung berakhir antara zona merah dan hijau di tengah lonjakan harga minyak mentah.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Kamis (2/4/2020):

IHSG Bangkit, Mayoritas Sektor Angkat Indeks Memantul 1,47 Persen

Berdasarkan data BEI, pergerakan IHSG ditutup dengan kenaikan tajam 1,47 persen atau 65,65 poin ke level 4.531,68. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 4.393,67 – 4.531,68.

Sebanyak 8 dari 10 sektor dalam IHSG menetap di wilayah positif, dipimpin industri dasar (+4,27 persen), barang konsumen (+3,95 persen), dan manufaktur (+3,92 persen). Adapun sektor properti dan finansial masing-masing terkoreksi 0,77 persen dan 0,08 persen.

Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang masing-masing naik 8,5 persen dan 9 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG.

Kendati Harga Minyak Melonjak, Bursa Saham Masih Digoyang Berita Corona

Saham energi mendorong penguatan indeks Stoxx Europe 600 setelah China, importir terbesar di dunia untuk minyak, memanfaatkan kemerosotan harga minyak sebesar 60 persen tahun ini untuk menambah cadangannya.

Harga minyak pun melonjak, dengan minyak West Texas Intermediate menguat 9,2 persen ke level US$22,18 per barel dan harga kontrak berjangka Brent melonjak sekitar 12 persen.

Sementara itu, futures pada indeks saham acuan AS naik usai turun tajam pada sesi perdagangan sebelumnya. Namun, indeks-indeks saham di Asia bergerak variatif, dengan koreksi dialami di Jepang dan Australia dan kenaikan di Korea Selatan.

China Mulai Borong Minyak untuk Cadangan Negara

Beijing telah meminta lembaga pemerintah untuk segera mengoordinasikan tangki pengisian dan menggunakan perangkat keuangan untuk menangkap peluang harga minyak yang rendah.

Selain untuk cadangan milik negara, Beijing juga dapat menggunakan ruang penyimpanan komersial dan mendorong perusahaan untuk memenuhi pasokan masing-masing.

Target awal adalah memenuhi stok pemerintah setara 90 hari impor bersih, yang dapat diperluas hingga 180 hari termasuk cadangan komersial.

Rupiah Melemah Lagi

Nilai tukar rupiah lanjut ditutup melemah 45 poin atau 0,27 persen ke level Rp16.495 per dolar AS, setelah menyentuh posisi 16.450 dengan pelemahan 140 poin pada Rabu (1/4/2020).

Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim, pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh tekanan global yang cukup kuat.

"Tekanan global masih cukup kuat walaupun pemerintah dan Bank Indonesia terus membuat terobosan-terobosan melalui strategi bauran guna untuk menekan melemahnya ekonomi akibat dari pandemi virus corona tersebut," tulisnya dalam siaran pers.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) yakin nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan akan cenderung menguat pada akhir tahun. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan nilai tukar rupiah akan mencapai Rp15.000 pada akhir tahun.

Ini Alasan Gubernur BI Yakin Rupiah Bisa Menguat ke Level Rp15.000

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry mengungkapkan aliran dana masuk dari lelang surat utang akan membawa pergerakan rupiah ke level Rp15.000 pada akhir tahun.

Perry mengungkapkan capital inflow atau aliran dana masuk baik dari lelang SBN dan SBSN, serta tambahan pasokan valas akan memperkuat stabilitas nilai tukar.

Saat ini, BI melihat rupiah undervalue. Hal ini disebabkan oleh risiko global tinggi. Ke depannya, BI yakin rupiah akan kembali menguat ke arah Rp15.00 karena ada aliran dari portofolio.

Penguatan Dolar AS jadi Fokus Utama Pasar Uang dan Komoditas

Tren penguatan dolar AS masih menjadi penggerak utama pasar pada perdagangan hari ini. Selain itu, data pengangguran AS yang akan rilis pada hari ini juga akan menjadi fokus pasar, untuk menentukan arah pergerakan dolar AS selanjutnya.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa kinerja dolar AS masih berpotensi untuk bergerak solid dalam jangka pendek di tengah tingginya permintaan pasar terhadap mata uang paling likuid di dunia tersebut.

Investor masih melakukan likuidasi aset-asetnya untuk berpihak kepada dolar AS karena dianggap menjadi aset paling aman di tengah pandemi COVID-19 yang tidak kunjung reda.

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2020 terpantau melonjak 22,60 poin atau 1,42 persen ke level US$1.614 per troy ounce pukul 19.14 WIB, saat indeks dolar AS naik tipis 0,04 persen ke posisi 99,714.

Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta naik Rp7.000 menjadi level Rp918.000 per gram.

Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas bertambah Rp4.000 ke posisi Rp822.000 per gram dari harga sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper