Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Tisu dan Kertas Suparma (SPMA) Raih Lonjakan Laba 59 Persen

SPMA membukukan kenaikan laba bersih dari Rp82,23 miliar menjadi Rp131 miliar pada tahun lalu.
Direktur PT Suparma Tbk. Hendro Luhur (dari kanan) berbincang dengan Direktur Edward Sopanan, Corporate Secretary Buyung Octaviano, dan Komisaris Subiantara, menjelang paparan publik perseroan, di Surabaya, Kamis (15/11/2018)./JIBI-Wahyu Darmawan
Direktur PT Suparma Tbk. Hendro Luhur (dari kanan) berbincang dengan Direktur Edward Sopanan, Corporate Secretary Buyung Octaviano, dan Komisaris Subiantara, menjelang paparan publik perseroan, di Surabaya, Kamis (15/11/2018)./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen kertas PT Suparma Tbk. membukukan kinerja yang cemerlang dengan peningkatan laba bersih sebesar 59,31 persen sepanjang tahun 2019.

Dikutip dari publikasi laporan keuangan untuk tahun buku 2019 di laman harian Bisnis Indonesia, emiten berkode saham SPMA tersebut membukukan kenaikan laba bersih dari Rp82,23 miliar menjadi Rp131 miliar pada tahun lalu.

Penjualan produsen tissue dengan jenama Plenty tersebut juga naik tipis 5,23 persen menjadi Rp2,51 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp2,39 miliar.

Dengan begitu, perseroan akan membagikan laba per saham atau earning per share dari Rp39 pada 2018 menjadi Rp58 pada tahun 2019.

Kenaikan laba bersih utamanya dikontribusikan oleh laba dari selisih kurs tahun lalu sebesar Rp31,02 miliar pada tahun lalu, berbalik dari posisi rugi pada periode tahun sebelumnya sebesar Rp49,72 miliar. Ditambah, pendapatan lain-lain perseroan juga meningkat 5,28 persen dari posisi Rp5,49 miliar menjadi Rp5,78 miliar pada tahun lalu.

Namun kenaikan pendapatan tidak dibarengi dengan usaha perseroan menekan biaya karena pada akhirnya beban pokok penjualan dan beban penjualan masing-masing meningkat 6,1 persen dan 14,95 persen.

Adapun total liabilitas Suparma menurun tipis 1,84 persen menjadi Rp994,59 miliar, sedang total ekuitasnya meningkat 9,8 persen menjadi Rp1,38 triliun.

Dengan demikian, total aset perseroan naik 3,91 persen dari posisi Rp2,28 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp2,37 pada tahun 2019.

Terakhir, kas dan setara kas akhir tahun perseroan melorot 13,71 persen diakibatkan penurunan bersih kas dan pengaruh perubahan kurs terhadap kas dan setara kas, dari posisi tahun 2018 sebesar Rp240,38 miliar menjadi Rp207,41 miliar pada tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper