Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asia Pacific Fibers (POLY) Incar Cuan dari Tekstil Kesehatan

PT Asia Pacific Fibers Tbk. akan meningkatkan produksi untuk portofolio tekstil kesehatan.
Pabrik serat stapel memiliki kapasitas tahunan 195.000 MT dan terdiri dari 9 jalur pemintalan langsung, 1 jalur ekstruder, dan 8 jalur serat. /Asia Pacific Fibers
Pabrik serat stapel memiliki kapasitas tahunan 195.000 MT dan terdiri dari 9 jalur pemintalan langsung, 1 jalur ekstruder, dan 8 jalur serat. /Asia Pacific Fibers

Bisnis.com,JAKARTA — PT Asia Pacific Fibers Tbk. akan memperlebar portofolio produk spesialis termasuk tekstil kesehatan.

Prama Yudha Amdan, Assistant President Director Corporate Communication Asia Pacific Fibers menjelaskan bahwa penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) membuat perseroan merefleksikan bahwa era tekstil komoditas telah berakhir.

Saat ini, terlihat kebutuhan masker dan alat pelindung diri (APD) yang membutuhkan bahan baku tekstil khusus untuk produk kesehatan.

“Kami sudah mencanangkan diri sebagai product company di mana kami akan memperlebar portofolio produk spesialis termasuk tekstil kesehatan,” jelasnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Prama mengatakan perseroan akan meningkatkan produksi untuk portofolio tekstil kesehatan. Selain itu, emiten berkode saham POLY itu juga mengembangkan portofolio produk spesial lain seperti tekstil termal, tekstil otomotif, tekstil anti-api, dan lain-lain.

Seperti diketahui, POLY merupakan emiten yang memiliki bidang usaha industri kimia dan serat sintetis,benang sintetis, pertenunan dan perajutan, serta industri tekstil lainnya. Produk yang dihasilkan antara lain staple fiber, purified terephthalic acid (PTA), dan fillament yarn.

Perseroan membukukan pendapatan US$396,68 juta pada 2019. Realisasi itu turun 16,52 persen dari US$475,20 juta periode 2018.

POLY menderita kerugian US$11,91 juta pada 2019. Posisi itu berbalik dari keuntungan US$12,83 juta per 31 Desember 2018.

Prama menjelaskan bahwa penurunan kinerja terjadi paling curam pada kuartal IV/2019. Kondisi itu menurutnya disebabkan permintaan domestik yang tidak berkembang.

Selain itu, sebagian manufaktur berhenti beroperasi. Hal itu dipicu laju impor yang tidak tertahankan bahkan menyentuh produk akhir garmen seperti pakaian jadi.

“Jika melihat laporan keuangan kami, terlihat bahwa kontributor terbesar penurunan penjualan domestik karena terpapar produk impor,” jelasnya.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2019 perseroan, penjualan domestik perseroan turun 22,26 persen secara tahunan. Sebaliknya, penjualan ekspor tercatat tumbuh 12,37 persen.

Penjualan domestik menjadi kontributor terbesar net sales POLY. Sektor itu berkontribusi US$308,26 juta dari total penjualan bersih US$396,68 juta pada 2019.

Prama memproyeksikan perubahan yang terjadi pada kuartal I/2020 belum terlalu berarti. Pasalnya, stok produk impor dari kuartal IV/2019 masih beredar di pasaran hingga Februari 2020.

Pihaknya menanti itikad baik pemerintah untuk konsisten menjaga kebijakan. Penyebaran pandemik Covid-19 menurutnya jangan sampai dijadikan alasan relaksasi impor.

“Karena jika konsumsi terjaga, dengan pembatasan impor maka manufaktur domestik tetap bisa beroperasi dan menjaga ekonomi di masa sulit ini,” paparnya.

Dia memperkirakan pasar akan bergejolak tinggi hingga akhir April 2020 dan normal kembali pada Juni 2020. Pihaknya berharap perseroan mendapatkan kembali posisi dan industri semakin baik pada saat itu.

“Tekstil adalah industri terintegrasi dari petrokimia hingga garmen atau fesyen sehingga butuh kerja sama semua pihak untuk menyehatkannya kembali,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper