Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naik 1,44 Persen, Rupiah Mencoba Keluar dari Zona Rp16.000

Bersama won, rupiah memimpin penguatan mata uang Asia terhadap dolar AS.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah masih bertengger di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (27/3/2020), terus menguji untuk keluar dari zona Rp16.000 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah parkir di level Rp16.070 per dolar AS terapresiasi 1,44 persen atau 235 poin. Kinerja tersebut menjadi terbaik kedua di antara mata uang Asia lainnya, yaitu tepat di bawah won yang berhasil menguat 1,85 persen dan tepat di atas ringgit yang juga menguat 1,25 persen.

Adapun, pada pembukaan perdagangan pagi ini, rupiah berada di posisi Rp16.105 per dolar AS, terapresiasi 1,23 persen atau 200 poin.

Dalam perdagangan yang sama, indeks dolar AS yang mengukur  kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,35 persen menjadi hanya sebesar 99,004.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa rupiah beserta aset berisiko lainnya berhasil mendapatkan sentimen positif dari menguatnya indeks saham AS pada perdagangan Kamis (26/3/2020) hingga lebih dari 6 persen.

Indeks saham AS itu menguat karena dibayangi optimisme stimulus pemerintah AS sebesar US$2 triliun untuk meredam dampak negatif wabah corona terhadap perekonomian AS. Untuk diketahui, senat AS telah menyetujui proposal stimulus tersebut sehingga pasar tinggal menanti persetujuan dari DPR AS.

“Rupiah berpotensi bergerak menguat ke arah Rp16.000 per dolar AS dengan support level selanjutnya Rp15.900 per dolar AS dan potensi resisten di Rp16.305 per dolar AS,” ujar Ariston saat dihubungi Bisnis, Jumat (27/3/2020).

Selain, sentimen optimisme stimulus jumbo dari pemerintah AS tersebut, dolar AS juga mendapatkan tekanan dari jatuhnya angka pengangguran di AS. Tercatat, total pengangguran AS anjlok hingga 3,28 juta orang pada pekan ini, jauh lebih tinggi daripada total pengangguran pekan lalu sebesar 281.000 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper