Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Akhiri Pekan di Zona Hijau, Seluruh Sektor Ditutup Menguat

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 4,76 persen atau 206,67 poin ke level 4.545,57 menjelang akhir perdagangan hari ini. Sepanjang pekan ini, IHSG telah menguat hingga 10,72 persen.
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan reli penguatannya pada perdagangan menjelang akhir pekan hari ini, Jumat (27/3/2020).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 4,76 persen atau 206,67 poin ke level 4.545,57 menjelang akhir perdagangan hari ini. Sepanjang pekan ini, IHSG telah menguat hingga 10,72 persen.

Indeks melanjutkan penguatannya setelah pada perdagangan Kamis (26/3/2020), IHSG berakhir menguat 10,19 persen atau 401,27 poin ke level 4.338,90.

Sepanjang hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 4.338,91-4.697,67.

Seluruh 9 sektor dalam IHSG menguat, dipimpin oleh sektor aneka industri yang menguat 10,04 persen, disusul sektor properti yang menguat 7,85 persen dan industri dasar yang naik 6,31 persen.

Hingga penutupan perdagangan, 294 saham menguat, 139 terkoreksi, dan 256 stagnan. Investor asing terpantau memburu emiten big caps dengan torehan net buy atau beli bersih senilai Rp126,47 miliar.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menduduki peringkat teratas saham yang dibeli investor asing dengan raihan net buy senilai Rp130,6 miliar, disusul PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dengan Rp19,38 miliar. Saham BBRI dan MNCN menguat masing-masing 9,86 persen dan 2,84 persen.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan pergerakan IHSG sejak awal sesi ini memang cukup membingungkan banyak pelaku pasar.

Terutama jika berkaca pada sentimen negatif global seperti tingkat pengangguran di Amerika yang menembus angka 3 juta. Hal tersebut kemungkinan besar dapat memperlambat ekonomi global.

“Virus COVID-19 yang angkanya sebenarnya masih menunjukkan peningkatan di Indonesia sebenarnya menyebabkan pasar kian pesimis, tetapi pasar malah naik sangat pesat,” ujar Frankie kepada Bisnis, Jumat (27/3/2020).

Menurut Frankie, stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah untuk mendorong ekonomi kemungkinan menjadi sentimen pengerek indeks pada akhir pekan ini.

Ditambah lagi aksi korporasi emiten yang sedang melakukan pembelian kembali saham atau buyback dikarenakan valuasi saham yang sudah sangat murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper