Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Merosot Didesak Kebijakan Agresif The Fed

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, melemah 0,42 persen menjadi 102,0339 pada akhir perdagangan.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, NEW YORK - Dolar AS terus merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah Federal Reserve menawarkan kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) yang tak terbatas dan langkah-langkah agresif lainnya untuk menopang pasar di tengah krisis COVID-19.

"Tindakan tegas The Fed menunjukkan pengaruhnya, karena meningkatkan paket intervensi dan mengeluarkan 'artileri berat,'" kata Thu Lan Nguyen, analis di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan pada Selasa (24/3/2020).

Bank sentral AS pada Senin (23/3/2020) mengumumkan rencana untuk membeli surat berharga dan surat berharga yang didukung hipotek AS tanpa batas guna membantu pasar berfungsi lebih efisien di tengah ketidakpastian virus corona.

Namun, dolar melepaskan sebagian besar kerugian awal pada Selasa (24/3/2020) ketika investor menunggu rancangan undang-undang stimulus Senat AS yang dimaksudkan untuk menekan dampak ekonomi dari penyebaran virus corona, dan setelah Presiden AS Donald Trump mendorong untuk pembukaan kembali ekonomi AS pada pertengahan April.

Partai Demokrat dan Republik mengatakan bahwa mereka hampir mencapai kesepakatan pada paket stimulus ekonomi virus corona senilai dua triliun dolar AS, meningkatkan harapan bahwa Kongres AS yang terpecah dapat segera bertindak mencoba membatasi dampak ekonomi pandemi ini.

Ada frustrasi yang meningkat di antara beberapa politisi bahwa penutupan kegiatan bisnis untuk menghentikan penyebaran virus, mendorong para analis memprediksi negara akan melihat resesi terburuk sejak depresi hebat.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melemah 0,42 persen menjadi 102,0339 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi US$1,0757 dari US$1,0733 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris menguat menjadi US$1,1748 dari US$1,1528 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi US$0,5912 dari US$0,5792.

Dolar AS dibeli 111,46 yen Jepang, lebih rendah dari 111,50 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9831 franc Swiss dari 0,9840 franc Swiss, dan turun menjadi 1,4492 dolar Kanada dari 1,4522 dolar Kanada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper