Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mencapai Level Rp16.550, Rupiah Terlemah di Asia

Pada pukul 9.54 WIB, mata uang rupiah melemah 3,7 persen atau 590 poin menuju level Rp16.550 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS terkoreksi 0,57 persen atau 0,59 poin menjadi 102,23.
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah mengalami pelemahan pada perdagangan Senin pagi (23/3/2020) dan menjadi yang terlemah di pasar Asia.

Pada pukul 9.54 WIB, mata uang rupiah melemah 3,7 persen atau 590 poin menuju level Rp16.550 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS terkoreksi 0,57 persen atau 0,59 poin menjadi 102,23.

Mata uang Asia memang cenderung melemah pagi ini. Won Korea Selatan terkoreksi 2,46 persen, dolar Taiwan turun 0,5 persen, rupee India melemah 0,28 persen, dolar Singapura turun 0,52 persen, ringgit Malaysia terkoreksi 0,94 persen.

Sementara itu, kurs JISDOR ditetapkan sebesar Rp16.608 per dolar AS. Nilai itu melesu dari Jumat (20/3/2020) di posisi Rp16.273 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Andian dalam publikasi risetnya menyampaikan sebetulnya dolar AS berpeluang tertekan turun dan membantu penguatan aset lainnya, di tengah sikap menunggu pasar terhadap rencana stimulus bantuan ekonomi yang masih dibahas oleh Senat AS.

Bantuan stimulus yang direncanakan sebagai bantuan untuk mengurangi imbas negatif pada ekonomi masyarakat AS oleh wabah corona atau Covid-19 yang makin meluas disana. Namun, masih tertahan dalam pembahasan senat AS, dan diekspektasikan seepatnya baru akan disepakati pada malam hari nanti.

“Pasar juga menantikan stimulus tambagan dan notula rapat Bank of England pada hari Kamis mendatang, yang berpeluang menjadi penggerak GBPUSD,” paparnya.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh kepanikan pasar terhadap virus Covid-19 yang belum mereda.

“Dalam perdagangan pekan depan [hari ini], rupiah akan kembali melemah,” katanya.

Ibrahim berpendapat Bank Indonesia sebaiknya tidak lagi memangkas suku bunga acuan untuk meredam kepanikan pelaku pasar. Dia menyebut, pemangkasan suku bunga justru menambah kepanikan pelaku pasar.

“Bank Indonesia fokus melakukan intervensi di pasar Domestic Non Deliverable Forward [DNDF], karena saat ini kepanikan pasar yang mengakibatkan rupiah melemah,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper