Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus COVID-19 Terkendali, Bursa Jepang Menguat Sendirian di Asia

Di tengah pelemahan bursa saham di Asia, bursa saham Jepang  mampu bercokol sendiri di zona hijau pada perdagangan hari ini, Senin (23/3/2020).
Bursa Tocom/Akio-Bloomberg
Bursa Tocom/Akio-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah pelemahan bursa saham di Asia, bursa saham Jepang  mampu bercokol sendiri di zona hijau pada perdagangan hari ini, Senin (23/3/2020).

Sejumlah analis memperkirakan ketahanan negara tersebut di tengah melonjaknya tingkat infeksi coronavirus (COVID-19) dan lockdown yang diberlakukan oleh sejumlah negara.

Indeks sempat bergerak fluktuatif pada awal perdagangan setelah setelah Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan kepada parlemen bahwa Olimpiade Tokyo 2020 harus ditunda atas alasan keamanan.

Namun indeks perlahan kembali stabil di zona hijau, dengan Topix ditutup menguat 0,68 persen atau 8,79 poin ke level 1.292,01, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup menguat 2,02 persen atau 334,95 ke level 16.887,78.

Kepala Fund Manager Shinkin Asset Management Co. Naoki Fujiwara mengatakan bursa saham mampu kembali stabil karena pelaku pasar telah memperkirakan  bahwa Olimpiade akan ditunda atau dibatalkan.

Kinerja bursa Jepang berbanding terbalik dengan sejumlah bursa saham lainnya di Asia setelah kontrak berjangkan indeks S&P 500 AS menyentuh batas pelemahan. Di antara indeks di Asia yang melemah, Hang Seng tercatat turun 4,71 persen, Shanghai Composite melemah 2,4 persen, dan Kospi anjlok 5.34 persen.

Secara terpisah, Presiden Federal Reserve wilayah St. Louis James Bullard memperkirakan tingkat pengangguran AS dapat mencapai 30 persen pada kuartal kedua karena terhentinya sejumlah aktivitas bisnis untuk memerangi wabah virus corona, dengan produk domestik bruto diperkirakan menurun 50 persen.

"Prediksi Bullard tentang penurunan 50% tampaknya tidak masuk akal pada saat ini," kata Shoji Hirakawa, analis global di Tokai Tokyo Research Institute, seperti dikutip Bloomberg.

Kasus Covid-19 di seluruh dunia saat ini mencapai lebih dari 330.00 kasus, dengan jumlah korban jiwa mencapai 14.704. Sementara itu, jumlah kasus di Jepang mencapai 1.101 dengan korban jiwa mencapai 41 orang.

"Saya merasa bahwa kegiatan ekonomi Jepang belum banyak terhenti. Kereta cukup ramai setiap hari seperti biasa," kata Fujiwara.

Fujiwara juga memuji kebijakan Bank of Japan karena mampu "mendukung pasar.” Namun, ia memperingatkan bahwa masih ada kekhawatiran baahwa wabah di dalam negeri dapat memburuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper