Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Rupiah Sepekan : Dolar Menguat, Garuda Kewalahan

Penguatan mata uang dolar AS terjadi secara umum di dunia saat pemilik dana memborong dolar untuk kebutuhan uang tunai.
Karyawan menghitung uang dollar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Senin (11/3/2019). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan menghitung uang dollar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Senin (11/3/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Belum genap sebulan, nilai rupiah telah mengalami pelemahan sebesar 12,90 persen ke posisi Rp16.273. Sejumlah korporasi juga turut harap-harap cemas bila mata uang garuda terkulai tak berdaya.

Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, rupiah dibuka pada level Rp14.413 pada Senin (2/3/2020). Dalam sepekan, mata uang merah putih itu bahkan sempat melemah 1,69 persen ke level Rp14.168.

Adapun penguatan dolar AS secara signifikan terjadi pada akhir pekan lalu (13/3) ketika mata uang Paman Sam itu menembus Rp14.815. Setelahnya, dolar AS tidak terbendung hingga Jumat (20/3/2020) menyentuh Rp16.273 berdasarkan kurs referensi Jisdor

Sementara itu, data Kurs Transaksi Bank Indonesia menunjukkan dolar AS uga menguat dalam sepekan terakhir. Pasalnya, hanya dalam sepekan nilai jual meningkat 9,81 persen. Hal ini juga berlaku untuk nilai beli yang meningkat 9,82 persen.

Kurs jual pada Jumat (20/3) tercatat Rp16.354 naik 3,57 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya Rp15.790. Adapun kurs beli ditutup pada level Rp16.191 menguat 3,56 persen.

Padahal di hari sebelumnya, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan 25 poin ke level 4,50 persen. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi potensi krisis yang disebabkan virus corona.

Akan tetapi, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai itu itu justru tambah memperparah kepanikan pasar dengan beragam asumsi.

“Bank Indonesia fokus melakukan intervensi di pasar Domestic Non Deliverable Forward [DNDF], karena saat ini kepanikan pasar yang mengakibatkan rupiah melemah,” ujarnya.

Penguatan dolar AS sejatinya terjadi secara umum terhadap mata uang utama di seluruh dunia. Hal ini tercermin dari indeks dolar AS yang menembus level 100. Pada Jumat (20/3/2020), indeks dolar AS terpantau turun 1,31 poin atau 1,27 persen ke posisi 101,45.

Di sisi lain, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) hampir kewalahan dengan menguatnya dolar AS. Mengutip dari Bloomberg, GIAA tengah menegosiasikan utang senilai US$500 juta yang bakal jatuh tempo pada 3 Juni mendatang.

Chief Executive Officer Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan operasional perseroan terpukul akibat penyebaran virus corona. Menurutnya, penerbangan internasional kami terdampak setelah Arab Saudi mengumumkan restriksi untuk perjalanan umrah. GIIA juga mengurangi penerbangan dari Indonesia ke Singapura dari 10 jadwal menjadi 3 jadwal saja.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa pemerintah siap menerima kenyataaan sejumlah perusahaan BUMN akan rugi pada tahun ini.

Dia menuturkan BUMN di sektor penerbangan, pariwisata, dan hotel akan sangat berdampak penyebaran virus corona. GIIA adalah salah satu BUMN yang mendapat sorotan karena dipastikan tersendat lantaran berkurangnya aktivitas penerbangan domestik dan luar negeri. 

Rute penerbangan langsung ke Arab Saudi dan Australia yang selama ini menjadi pasar utama perseroan sudah ditutup.

Kementerian tengah melakukan negosiasi bisnis untuk memperlunak sejumlah utang yang akan jatuh tempo. Salah satunya, dengan meminta bantuan dari bank BUMN.

“Dari 1,5 bulan lalu kita sudah adakan negosiasi secara menyeluruh, secara Garuda-nya, ada upaya bagaimana bank-bank himbara juga membantu sektor hotel, restoran, juga soal penerbangan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper