Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Happy Weekend, IHSG Kembali Cuan pada Akhir Pekan

Pada penutupan perdagangan Jumat (20/3/2020) IHSG berhasil parkir di zona hijau yakni di level 4.194,94 setelah menguat 89,52 poin atau 2,18 persen.
Pengunjung menggunakan smarphone memotret layar monitor yang menampilkan pergerakan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (12/3/2020). Dalam perdagangan saham sesi, Kamis (12/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 5,01 persen ke level 4.895,748 pada pukul 15:33 WIB. Secara otomatis, perdagangan di Bursa Efek Indonesia pun mengalami suspensi. Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone memotret layar monitor yang menampilkan pergerakan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (12/3/2020). Dalam perdagangan saham sesi, Kamis (12/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 5,01 persen ke level 4.895,748 pada pukul 15:33 WIB. Secara otomatis, perdagangan di Bursa Efek Indonesia pun mengalami suspensi. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Setelah sepekan penuh ‘kebakaran’, indeks harga saham gabungan (IHSG) menutup perdagangan pekan ini dengan melenggang ke zona hijau.

Pada penutupan perdagangan Jumat (20/3/2020) IHSG berhasil parkir di zona hijau yakni di level 4.194,94 setelah menguat 89,52 poin atau 2,18 persen. Sebelumnya pada Kamis (19/3/2020), indeks berakhir di level 4.105,42 setelah turun 5,20 persen.

Penguatan sebenarnya mulai terlihat jelang penutupan sesi pertama, meski pada pagi ini indeks sempat anjlok 4,56 persen atau 187,08 poin ke level 3.918,34, yang merupakan level terendah IHSG sejak 28 Juni 2012 saat indeks ditutup di level 3.887,57.

Kemudian penguatan terus terjadi sejak perdagangan sesi II dimulai, IHSG langsung meluncur ke level 4.105,42 dan terus menghijau bahkan sempat menyentuh level 4.238,26. Indeks pun berhasil mempertahankan pergerakannya di zona hijau hingga akhir perdagangan.

Sebanyak 191 saham tercatat menguat, 224 saham mengalami penurunan, serta 271 saham sama seperti perdagangan sebelumnya.

Adapun penguatan indeks hari ini ditpimpin oleh sektor konstruksi yang naik 53,17 poin atau 7,79 persen. Kemudian berturut-turut sektor infrastruktur (5,75 persen), industri dasar (5,72 persen), pertambangan (3,18 persen) serta perdagangan (1,73 persen).

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi penopang indeks dengan mencatatkan penguatan 23,10 poin atau 9,92 persen ke level 2.880.

Saham lainnya yang juga memimpin penguatan IHSG hari ini adalah HMSP (16,45 persen), UNVR (10,18 persen), GGRM (19,98 persen), serta BBCA (1,83 persen)

Tak hanya IHSG, bursa-bursa global juga terpantau menghijau. Di AS, pada perdagangan Kamis (19/3/2020), Indeks Dow Jones naik 0,95 persen. Begitu pula dengan S&P 500 yang naik 0,47 persen dan Nasdaq yang naik 2,30 persen.

Di Asia, Indeks Hang Seng menguat tajam 5,05 persen, diikuti oleh Indeks Strait Times Singapura menguat 4,32 persen, serta Shanhai Composite Index menguat 1,61 persen. Sementara Hang Seng Indeks Hong Kong tak bergerak.

Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan penguatan IHSG sejalan dengan menghijaunya bursa lain baik di Asia maupun secara global akibat berbagai suntikan stimulus yang dilakukan masing-masing otoritas.

“[Bursa] AS didukung harga minyak dan pembelian saham sektor teknologi, Eropa ditopang bank sentral Inggris. Jadi cukup banyak ya stimulusnya,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (20/3/2020)

Untuk faktor di dalam negeri, kata Hans, spekulasi mengenai pernyataan Presiden Jokowi bahwa pemerintah telah mendatangkan obat untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi Covid-19 menjadi salah satu faktor pendorong IHSG hari ini.

“Setelah ada berita itu, IHSG terlihat naik. Walaupun saya juga kurang yakin ya apa benar obat ini akan secepat itu meredakan corona,” katanya.

Di sisi lain, analis Artha Sekuritas Dennies Christopher mengatakan pelemahan IHSG yang telah masuk area oversold membuat investor berani berspekulasi. Namun, penguatan ini diprediksi tidak bertahan lama.

“Trend kuat masih bearish jadi naik hanya untuk jangka pendek,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper