Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Masih Bearish, Bagaimana Anjuran Transaksi Saham?

Terkini, pada penutupan perdagangan Kamis (19/3/2020), IHSG berakhir anjlok 5,20 persen atau 225,25 poin ke level 4.105,42.
Pengunjung melintas di dekat papan elektornik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (17/3/2020). Pada perdagangan Selasa (17/3), IHSG tertekan di zona merah dan sempat mengalami trading halt menjelang akhir perdagangan. Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 4,99 persen atau 233,91 poin ke level 4456,75. Ini merupakan level terendah IHSG sejak Januari 2016. Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di dekat papan elektornik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (17/3/2020). Pada perdagangan Selasa (17/3), IHSG tertekan di zona merah dan sempat mengalami trading halt menjelang akhir perdagangan. Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 4,99 persen atau 233,91 poin ke level 4456,75. Ini merupakan level terendah IHSG sejak Januari 2016. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan penghentian pasar modal sementara dan skema auto reject asimetris belum mampu membendung eksodus dana-dana investor.

Terkini, pada penutupan perdagangan Kamis (19/3/2020), IHSG berakhir anjlok 5,20 persen atau 225,25 poin ke level 4.105,42.

Pada awal perdagangan IHSG sempat tersungkur 5,01 persen atau 217,027 poin, tepatnya pukul 09:37 waktu JATS. Kondisi itu membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan atau trading halt hingga pukul 10:07 WIB.

Trading halt ini sudah terjadi sebanyak 4 kali kurang dari dua pekan terakhir. Terakhir, penghentian sementara perdagangan harus dilakukan juga pada 17 Maret 2020 Pukul 15:02.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia tetap menyarankan beli di saat bearish seperti ini. Menurutnya, investor bisa melakukan beli bertahap dari 10 persen dana trading yang dimiliki.

“Ini adalah momentum tepat untuk membeli karena RSI sudah memasuki area jenuh jual. Baik itu pembelian untuk short term atau pun long term,” ujarnya, Kamis (19/3/2020).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyatakan saat ini investor cenderung melakukan panic selling atau jual panik. Oleh sebab itu, saat ini tidak ada kebijakan yang bisa membendung kepanikan investor.

“Saat ini tidak ada kebijakan yang bisa membendung kepanikan pasar. Menurut saya biarkan sentimen corona berakhir dengan sendirinya karena halting dan auto reject hanya memperparah aksi jual,” katanya.

William menambahkan investor lokal dapat belajar dari kejadian ini bahwa cara satu-satunya untuk meredam pasar ialah dengan tidak mengantri beli. Sebab, dengan tidak adanya permintaan atau bid maka asing tidak bisa berjualan kecuali dengan sesama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper