Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trading Halt Tak Bendung Pelemahan, IHSG Anjlok 5,35 Persen di Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 5,35 persen atau 231,58 poin ke level 4.099,09 pada akhir perdagangan sesi I hari ini.
Papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA –  Penghentian perdagangan sementara tak mampu membendung pergerakan negatif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks anjlok lebih dari 5 persen di akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (19/3/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 5,35 persen atau 231,58 poin ke level 4.099,09 pada akhir perdagangan sesi I hari ini.

Pada pukul 09.37 WIB, IHSG menyentuh level pelemahan 5,01 persen ke level 4.113,65, sehingga Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt untuk seluruh aktivitas perdagangan di bursa selama 30 menit ke depan.

Trading halt ini sudah terjadi sebanyak 4 kali kurang dari dua pekan terakhir. Terakhir, penghentian sementara perdagangan harus dilakukan juga pada 17 Maret 2020 Pukul 15:02.

Indeks melanjutkan pelemahannya di hari keempat berturut-turut. Adapun pada akhir perdagangan Rabu (18/3/2020), IHSG ditutup melemah 2,83 persen atau 126,07 poin ke level 4.330,67.

Seluruh 9 sektor pada indeks bergerak di wilayah negatif, dengan sektor barang konsumsi mencatat pelemahan terbesar hingga 6,15 persen, disusul sektor finansial yang melemah 5,77 persen.

Dari 686 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 32 saham di antaranya menguat, 353 saham melemah, dan 301 saham lainnya stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing melemah 7 persen dan 6,69 persen menjadi penekan utama IHSG pada perdagangan sesi ini.

Sebelumnya, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan saat ini investor asing masih terus menjual saham-saham di Indonesia. Kondisi itu disebabkan ketidakpastian oleh pandemik Covid-19.

“Saat ini pasar masih belum dapat melihat titik terang dari pandemik ini hal ini yg menyebabkan belum redanya sell-off yang dilakukan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper