Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Bergejolak, Manajer Investasi Sebaiknya Bersikap Defensif

Kinerja reksa dana ikut terseret kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja reksa dana terus turun, terseret pasar saham yang semakin bergejolak. Para manajer investasi disarankan memasang strategi defensif.

Berdasarkan laporan Infovesta, kinerja reksa dana saham yang tercermin pada Infovesta Equity Fund Index tercatat telah turun  hingga 21,75 persen secara year to date (ytd). Penurunan juga terlihat pada kinerja reksa dana campuran yang tergambar dalam Infovesta Balanced Index, melorot 12,73 persen.

Adapun dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang yang digambarkan dalam Infovesta Fixed Income dan Infovesta Money Market Fund Index kompak masih tercatat memiliki pertumbuhan positif masing-masing sebesar 0,34 persen dan 0,95 persen (ytd).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja reksa dana mengalami tekanan seiring merosotnya IHSG pekan kemarin yang menyebabkan bursa cukup panik.

“Tentu sangat terasa sekali karena cukup dalam [koreksinya],” kata Wawan sata dihubungi Bisnis, Senin (16/3/2020).

Menurut Wawan, di tengah gejolak pasar, manajer investasi lebih baik memasang strategi defensif dengan fokus pada jenis reksa dana yang lebih stabil seperti pasar uang dan pendapatan tetap. 

Reksa dana pasar uang, kata Wawan, selalu akan jadi pilihan karena selalu menunjukkan kinerja positif meski jika dilihat dari sisi manajer investasi fee yang diterima tidak sebesar jenis reksa dana  lainnya.

Alternatif lainnya adalah reksa dana pendapatan tetap. Wawan menilai periode awal tahun ini masih lebih baik dibandingkan dengan periode krisis pada 2008 silam, karena saat ini suku bunga turun dan ada kemungkinan Bank Indonesia memangkasnya kembali.

Sehingga momentum ini dapat dimanfaatkan oleh MI karena obligasi akan jadi salah satu aset safe haven. Selain dapat berpotensi profit yang lebih tinggi, langkah ini juga dinilai akan menenangkan investor.

Di sisi lain, Wawan menyebut momentum ini juga dapat dimanfaatkan MI untuk berburu saham-saham yang harganya terkoreksi. Dengan catatan, lebih baik memilih saham-saham big caps yang fundamentalnya baik agar kinerjanya sejalan dengan indeks.

“Kalau punya cash mereka harus masuk sih. Mungkin yang bisa dilakukan adalah strategi masuknya seperti apa dan saham apa yang dipegang, kalau saran saya lebih baik yang big caps,” tuturnya.

Wawan menilai yang paling penting bagi MI sekarang adalah menjaga kinerja mereka agar tak turun lebih jauh dibandingkan indeks. Dia menilai sejauh ini kinerja MI masih lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper