Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok Lagi, Ditutup di Level Terendah Sejak Januari 2016

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 4,99 persen atau 233,91 poin ke level 4456,75. Ini merupakan level terendah IHSG sejak Januari 2016.
Papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin jauh tertekan di zonooa merah hari ini, Selasa (17/3/2020), setelah sempat mengalami trading halt menjelang akhir perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 4,99 persen atau 233,91 poin ke level 4456,75. Ini merupakan level terendah IHSG sejak Januari 2016.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan sementara perdagangan (trading halt) di bursa setelah IHSG anjlok 5 persen pada pukul 15.02 WIB.

Pada akhir perdagangan Senin (16/3/2020) ditutup melemah 4,42 persen atau 216,91 poin ke level 4.690,57.

Seluruh 9 sektor pada indeks berakhir di wilayah negatif, sengan sektor industri dasar mencatat pelemahan terbesar hingga 5,90 persen, disusul oleh sektor infrastruktur yang melemah 5,87 persen.

Dari 686 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 67 saham di antaranya menguat, 357 saham melemah, dan 262 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing melemah 6,99 persen dan 6,86 persen menjadi penekan utama IHSG pada perdagangan hari ini.

IHSG melemah di saat bursa saham lainnya di Asia bergerak fluktuatif. Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau melemah 1,09 persen atau 6,02 poin ke level 544,1 pada pukul 10.07 WIB. Sementara itu, ijndeks Topix dan Nikkei 225 ditutup menguat masing-masing 2,6 persen dan 0,06 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 melemah masing-masing 0,34 persen dan 0,49 persen, sedangkan indeks Hang Seng ditutup menguat 0,87 persen.

Secara makro, kondisi di Asia memiliki berbagai sentimen, Filipina baru saja mengumumkan akan menutup semua pasar keuangannya mulai dari saham, obligasi hingga mata uangnya, sementara Malaysia juga menyatakan lockdown sebagai upaya memerangi penyebaran COVID-19 atau virus corona yang semakin masif di negaranya.

Bank of Korea juga telah memangkas suku bunga acuan, mengikuti langkah The Federal Reserve. Namun, indeks KOSPI tetap melorot 1,58 persen hingga pukul 12.00 WIB, Selasa (17/3/2020) pun belum dianggap sebagai titik terendah dari indeks acuan Korea Selatan tersebut.

Dikutip dari Bloomberg, Jung Sang-jin, head of equities at Korea Investment Management mengatakan, "Ekuitas AS telah mencapai titik jenuh (bubble) signifikan sebelumnya. Jadi saya tidak yakin berapa banyak yang harus terkoreksi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper