Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Saham Turun 30 Persen, RHB Sekuritas Siapkan Produk Baru

RHB Sekuritas aktif berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pelanggan. Hal itu khususnya untuk memilih saham dengan fundamental dan likuiditas yang baik.
Papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com,JAKARTA – PT RHB Sekuritas Indonesia merancang produk baru sebagai salah satu strategi untuk menjaga profitabilitas di tengah penurunan transaksi broker.

Presiden Direktur RHB Sekuritas Iwanho mengatakan transaksi broker saat ini mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan. Pihaknya menyebut rerata transaksi saham hingga Maret turun 30 persen hingga 40 persen dibandingkan dengan periode 2019.

Iwanho menilai kebijakan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejauh ini sudah tepat. Langkah untuk menurunkan batas auto rejection bawah (ARB) menjadi 7 persen, trading halt untuk indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terkoreksi 5 persen, serta peniadaan transaksi pre-opening menurutnya dapat mengurangi kecemasan investor.

“Pembatasan ini demi kebaikan, kalau tidak malah merusak iklim pasar modal di Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (17/3/2020).

Kendati demikian, Iwanho tidak menampik pembatasan yang dilakukan mengurangi jumlah transaksi sekuritas. Oleh karena itu, perseroan menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga profitabilitas.

Dia mengatakan RHB Sekuritas aktif berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pelanggan. Hal itu khususnya untuk memilih saham dengan fundamental dan likuiditas yang baik.

“Jadi kalau saham turun, untuk leverage down, kami misalnya menyarankan untuk membeli saham blue chip yang bisa naik. Jadi, kami memperkuat nasabah dengan bekal yang tepat,” paparnya.


Waran Terstruktur

Selanjutnya, Iwanho menyebut perseroan juga aktif merancang produk baru bersama dengan OJK dan BEI. Salah satunya produk waran terstruktur.

“RHB Sekuritas menjadi pionir untuk produk structured warrant,” jelasnya.

Di tengah kondisi pasar modal saat ini, dia berharap pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk menggairahkan pasar modal di Indonesia. Pasalnya, penyebaran Covid-19 selain berdampak terhadap kesehatan tetapi juga sebagian besar terhadap perekonomian.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi mengatakan bahwa pada tahun ini pihaknya akan berfokus pada penetrasi pasar untuk produk-produk kebursaan selain saham, sebagai alternatif investor untuk berinvestasi di pasar modal.

“Terdapat empat produk kebursaan yang saat ini sedang menjadi fokus utama bursa pada 2020, yaitu Exchange Traded Fund (ETF), Structured Warrant, IDX30 Futures, dan Single Stock Futures,” ujar Hasan, (14/2/2020).

Adapun, pengembangan produk ETF dilakukan seiring dengan tren investasi melalui produk tersebut yang telah berkembang dengan baik dalam tiga tahun terakhir. Menurut BEI, Indonesia pun saat ini telah menjadi salah satu bursa dengan underlying ETF indeks lokal terbanyak di Asean.

Oleh karena itu, pihak BEI mengaku juga tengah berencana menerbitkan indeks lokal baru. Berdasarkan data BEI, saat ini sudah terdapat 40 jenis produk ETF yang diperdagangkan.

Selain itu, saat ini terdapat tiga produk futures dengan underlying berupa produk equity, salah satunya LQ45 Futures. Penerbitan produk futures baru, IDX30 Futures dan Single Stock Futures, pada tahun ini bertujuan untuk mengakomodasi investor ritel yang sebelumnya tidak terakomodir di kontrak berjangka yang tersedia di bursa.

Hasan mengatakan bahwa untuk produk derivatif kontrak berjangka IDX30 Futures dan Single Stock Futures, ditargetkan siap diluncurkan pada semester pertama tahun ini.

Sementara itu, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny mengatakan bahwa peluncuran structured warrant atau waran terstruktur masih menanti payung hukum, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).

“Kami sudah siap secara sistemnya, begitu POJK keluar kami bisa langsung luncurkan,” ujar Denny.

BEI mengaku berkomitmen penuh dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara luas terkait produk baru tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper