Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Kospi dan Indeks Topix Kompak Memerah

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 1714,86 dengan pelemahan 56,58 poin atau 3,19 persen dari level penutupan sebelumnya.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Korea Selatan dan bursa Jepang kompak berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (16/3/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 1714,86 dengan pelemahan 56,58 poin atau 3,19 persen dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (13/3/2020), indeks Kospi juga anjlok 62,89 poin atau 3,43 persen ke level 1.771,44 yang merupakan terendah sejak Juli 2012.

Sementara itu indeks Topix juga mencatatkan rapor merah dengan parkir di level 1.236,34 setelah turun 25,36 poin atau 2,01 persen dari perdagangan sebelumnya yakni pada level 1.261,70.

Analis Korea Investment & Securities Ahn Jae-kyun mengatakan Bank Korea (BOK) tidak akan memiliki pilihan selain mengambil semua tindakan yang tersedia untuk melindungi ekonomi lokal terhadap tekanan dari wabah corona, termasuk penurunan tarif dasar.

Menurutnya BOK perlu segera mengambil keputusan karena tengah terjadi kebingungan di pasar lokal, apalagi The Fed telah memangkas suku bunganya menjadi 0,25 persen.

"Seperti bank sentral negara-negara besar lainnya, langkah-langkah BOK juga kemungkinan akan menjadi penurunan suku bunga dan pasokan likuiditas," tambah Ahn seperti dikutip dari Yonhap News.

Bank Sentral Jepang atau Bank of Japan juga mengumumkan bahwa mereka mengadakan pertemuan darurat pada Senin (16/3/2020) siang waktu Jepang untuk membicarakan 'hal-hal yang terkait kebijakan moneter'. Bank Jepang sebelumnya dijadwalkan untuk merilis kebijakan tersebut pada Kamis mendatang.

Kepala Strategi Sumitomo MItsui DS Asset Management Co. Hitoshi Ishiyama mengatakan tingkat kontraksi ekonomi di pasar saat ini tak bisa lagi diprediksi.

“Pemotongan suku bunga The Fed sudah direspons oleh pasar ekuitas dan ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi pasar,” tambahnya seperti dikutip dari Bloomberg.

Sebelumnya, The Federal Reserve atau The Fed kembali mengambil langkah untuk menyelamatkan ekonomi Amerika Serikat dari dampak merebaknya wabah corona atau Covid-19. Bank Sentral AS itu memangkas suku bunganya hingga level 0,25 persen.

Seperti dilansir dari Bloomberg, pada Minggu (15/3/2020) waktu setempat Chairman The Fed Jerome Powell melakukan konferensi pers singkat via daring dari mengatakan gangguan yang terjadi kemungkinan akan membuat pertumbuhan ekonomis AS melemah dan sulit diprediksi sampai kapan efeknya akan bertahan.

Maka dari itu, Powell mengatakan, kebijakan fiscal dibutuhkan untuk meredam goncangan ekonomi tersebut. Menurutnya, satu-satunya yang dapat dilakukan adalah dengan mengeluarkan kebijakan fiscal yang menjangkau langsung industri dan pekerja yang terdampak.

“Kita tahu virus ini akan kembali membaik dan ekonomi AS juga akan kembali ke level aktivitas normalnya. Sembari menunggu hal tersebut, The Fed akan terus menggunakan cara kami untuk menopang aliran kredit,” katanya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (16/3/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper