Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Kecewa Kebijakan Bank of Japan, Bursa Ditutup Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix ditutup melemah 2,01 persen ke level 1.236,34 setelah berfluktuasi pada kisaran 1.231,67-1.288,47. Sebanyak 27 dari 33 sektor pada indeks Topix melemah, sedangkan 6 sektor lainnya menguat.
Bursa Tocom/Akio-Bloomberg
Bursa Tocom/Akio-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang berakhir melemah setelah berfluktuasi sepanjang perdagangan hari ini, Senin (16/3/2020) karena investor menimbang keputusan Bank of Japan (BOJ) yang menggandakan target pembelian reksadana yang diperdagangkan di bursa.

Di sisi lain, investor kecewa karena bank sentral Jepang tersebut tidak memangkas suku bunga negatifnya lebih jauh untuk saat ini.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix ditutup melemah 2,01 persen ke level 1.236,34 setelah berfluktuasi pada kisaran 1.231,67-1.288,47. Sebanyak 27 dari 33 sektor pada indeks Topix melemah, sedangkan 6 sektor lainnya menguat.

BOJ yang memajukan pertemuan kebijakan menjadi Senin dari Kamis di tengah meningkatnya kekhawatiran global terhadap virus corona (Covid-19), memutuskan akan meningkatkan target pembelian bersih exchange traded fund (ETF) ke 12 triliun yen (US$113 miliar).

Selain itu, BOJ menambahkan bahwa mereka akan melakukan pembelian ETF sebesar 6  triliun yen.

Ekonom senior di Mitsubishi UJF Kokusai Asset Management, Yoshihide Mukoyoshi, mengatakan BOJ memang menaikkan target pembelian menjadi 12 triliun yen tetapi juga membuat referensi pada kebijakannya mengenai rencana pembelian ETF sebesar 6 triliun yen

"Jumlah pembelian kemungkinan akan lebih besar dari 6 triliun yen, tetapi itu tidak cukup jelas bagi pasar,” ungkap Mukoyoshi, seperti dikutip Bloomberg.

Indeks Topix terus berfluktiasi sepanjang perdagangan setelah Federal Reserve mengumumkan langkah darurat pada Minggu (15/3) untuk memangkas suku bunga acuannya mendekati nol.

Sejalan dengan indeks Topix, indeks Nikkei 225 ditutup melemah 2,46 persen atau 429,01 poin ke level 17.002,04, setelah bergerak pada kisaran 16.914,45-17.785,76. Volatilitas indeks Nikkei melonjak di atas 60 untuk pertama kalinya sejak gempa bumi Tohoku pada Maret 2011.

Pemerintah di seluruh dunia tengah berupaya memperlambat penyebaran Covid-19, dengan jumlah infeksi aktif di luar China saat ini melampaui infeksi di negara tersebut. New York dan Los Angeles hanya mengizinkan restoran dan bar untuk layanan pengiriman.

"Pasar akan terus berdagang dengan volatilitas tinggi hingga laju pertumbuhan kasus infeksi virus Covid-19 memuncak di AS dan Eropa," kata Shogo Maekawa, analis JPMorgan Asset Management.

“Tapi ada perasaan bahwa saham Jepang murah terlihat. Dan dengan pengumuman BOJ hari ini, mungkin ada ekspektasi pasar yang lebih besar bahwa BOJ akan membeli ETF. Jadi ada kemungkinan bahwa perubahan pelemahan indeks dapat lebih tertahan,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper