Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Eropa Rebound 1 Persen Lebih, Hadapi Pekan Terburuk Sejak 2008

Bursa Eropa berhasil rebound dan naik lebih dari 1 persen pada awal perdagangan hari ini, Jumat (13/3/2020), di tengah kegelisahan investor seputar wabah penyakit virus Corona (Covid-19) dan respons yang mengecewakan dari para pembuat kebijakan.
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa berhasil rebound dan naik lebih dari 1 persen pada awal perdagangan hari ini, Jumat (13/3/2020), di tengah kegelisahan investor seputar wabah penyakit virus Corona (Covid-19) dan respons yang mengecewakan dari para pembuat kebijakan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx 600 naik 1,3 persen pada pukul 08.59 pagi waktu London (pkl. 15.59 WIB). Indeks saham acuan di kawasan Eropa ini bangkit dari level terendahnya sejak 2013.

Di antara penggerak terbesar Stoxx pada Jumat (13/3) adalah saham Roche Holding AG yang melonjak 3,2 persen setelah produsen obat asal Swiss ini memenangkan persetujuan dari pemerintah AS untuk tes virus corona otomatis.

Meski mampu rebound, indeks Stoxx bergerak menuju pekan terburuknya sejak krisis finansial global 2008. Kekhawatiran seputar virus corona dan respons yang mengecewakan dari para pembuat kebijakan tetap membuat para investor gelisah.

Pada perdagangan Kamis (12/3/2020), indeks Stoxx berakhir anjlok sekitar 11 persen, kinerja harian terburuknya, di tengah kekecewaan investor terhadap keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) dan kekhawatiran atas dampak pandemi corona terhadap ekonomi global.

Dalam rapat kebijakan yang berakhir Kamis (12/3) waktu setempat, ECB mempertahankan suku bunga acuan, meskipun meningkatkan pelonggaran kuantitatif dan alat likuiditas.

Langkah dari ECB dan larangan perjalanan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk memerangi penyebaran wabah tersebut gagal meredakan keresahan pasar. Pembatasan pergerakan masyarakat dan bisnis semakin membebani sentimen.

“Dalam beberapa hal, ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan dengan cara lain aksi jual membawa kembalinya pengalaman dari krisis finansial yang hebat,” tutur David Holohan, head of equity strategy di Mediolanum, dilansir dari Bloomberg.

Holohan menambahkan bahwa apa yang lebih tidak biasa adalah fakta bahwa aksi jual telah cukup meluas, pada saat investor tidak khawatir tentang sistem finansial secara keseluruhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper