Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jangan Panik! Ekonom: Trading Halt Biasa Dilakukan Bursa Negara Lain

Kepala Ekonom Bank BCA David E. Sumual mengatakan pembekuan sementara pada sistem perdagangan BEI sudah tepat dilakukan seiring meningkatnya ketidakpastian perekonomian global akibat penyebaran virus corona (Covid-19).
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan suspensi perdagangan saham (trading halt) pada Kamis (12/3/2020) pada pukul 15.33 wib atau sekitar 27 menit lebih cepat dari penutupan pada biasanya.

Trading halt dilakukan setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 5,01 persen ke level 4.895,784.

Kepala Ekonom Bank BCA David E. Sumual mengatakan pembekuan sementara pada sistem perdagangan BEI sudah tepat dilakukan seiring meningkatnya ketidakpastian perekonomian global akibat penyebaran virus corona (Covid-19).

"[Trading halt] bagian dari protokol yang diterapkan otoritas bursa. Kalau turun di atas 5 persen di-halt 30 menit. Ini dilakukan di negara-negara lain kok, jadi tidak usah panik," Katanya ketika dihubungi, Kamis (12/3/2020).

Selain IHSG, Kospi juga disetop perdagangannya pada hari ini, Kamis (12/3/2020). Hal ini dilakukan karena bursa saham Korea Selatan tersebut anjlok lebih dari 5 persen.  Selain itu, Dow Jones mengalami trading halt pada Selasa (10/3/2020). Di sesi awal perdagangan, Dow Jones anjlok lebih dari 7 persen. Alhasil, otoritas bursa AS melakukan penyetopan perdagangan selama 15 menit. 

Menurutnya, otoritas bursa di berbagai memiliki protokol untuk memproteksi perdagangan yang mirip. Satu hal yang membedakan, katanya, yakni ambang batas (threshold).

David menuturkan tujuan otoritas BEI menerapkan trading halt untuk membuat investor kembali memutuskan atau melakukan kajian investasi berdasarkan fundamental.

"Keputusan investasi bukan berdasarkan sentimen atau emosi. [Investor] terbawa behaviour, makanya [mereka] diberi waktu 30 menit agar bisa kaji dulu laporan keuangan mengacu pada prospek fundamental," ungkapnya.

Penurunan tajam tidak hanya terjadi pada IHGS, tetapi bursa saham di negara-negara lain. Sikap World Trade Organization (WHO) menetapkan virus Corona sebagai penyakit pandemi dan keputusan pemerintah Italia yang melarang warga beraktivitas di luar rumah (lock down) untuk mencegah penyebaran Covid-19 justru memunculkan dampak negatif di pasar keuangan.

Menurutnya, pemerintah Indonesia dan otoritas terkait harus melakukan sosialisasi yang efektif agar IHSG tidak tersungkur lebih dalam pada perdagangan selanjutnya.

Pergerakan saham di Asia memburuk seiring meluasnya penyebaran virus corona dari China ke berbagai negara. Bursa saham di Thailand dan Filipina mengalami kontraksi hingga 10%, mencatatkan kinerja terburuk di Asia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper