Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Bergejolak, Danareksa IM Tetap Rilis Produk Investasi Alternatif

Danareksa Investment Management tetap berencana menerbitkan produk dinfra dan RDPT
Direktur PT Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat (tengah) berbincang dengan Komisaris Utama PT Danareksa Investment Management (DIM) Heru D. Adhiningrat (kiri) dan Direktur Utama Marsangap P. Tamba di sela-sela peluncuran produk terbaru Danareksa ETF Indonesia Top 40, di Jakarta, Selasa (24/4/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur PT Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat (tengah) berbincang dengan Komisaris Utama PT Danareksa Investment Management (DIM) Heru D. Adhiningrat (kiri) dan Direktur Utama Marsangap P. Tamba di sela-sela peluncuran produk terbaru Danareksa ETF Indonesia Top 40, di Jakarta, Selasa (24/4/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Di tengah penurunan suku bunga dan gejolak pasar saham , PT Danareksa Invesments Management menyatakan akan tetap merilis produk investasi alternatif.

Direktur Utama Danareksa Investments Management Marsangap P. Tamba mengatakan perseroan berencana merilis satu produk dana investasi infrastruktur (Dinfra) pada paruh pertama 2020 dan empat produk reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) hingga akhir tahun 2020.

“Masih on track untuk produk alternatif. Dinfra diharapkan akan duluan semester ini, RDPT kita belum bisa disclose," katanya kepada Bisnis, Senin (9/3/2020).

Dia menilai sejauh ini produk investasi alternatif masih prospektif. Pasalnya, proyek-proyek infrastruktur masih menjadi fokus pemerintah hingga lima tahun ke depan sehingga pembiayaan alternatif seharusnya masih jadi pilihan untuk mendukung proyek.

Marsangap mengatakan penurunan suku bunga pasti akan mempengaruhi minat kepada pasar instrumen alternatif sebab investor juga bakal mempertimbangkan instrumen lain yang mengalami penurunan harga akibat suku bunga yang dipangkas. Namun, dia meyakini pembiayaan berbasis proyek ini masih memiliki daya tarik tersendiri.

“Tapi kan semua relatif. Jadi mungkin masuk ke proyek juga tergantung daya tarik dari proyek itu sendiri sama keamanannya,” imbuh dia.

Di sisi lain, Marsangap mengaku tak akan terlalu agresif menerbitkan produk reksa dana konvensional. Alih-alih pihaknya bakal memaksimalkan produk yang telah ada karena menurutnya sejauh ini pilihan produk Danareksa terbilang lengkap.

“Kita masih berusaha mengoptimalkan eksisting produk open end. Varian produk kita cukup luas, semua udah ada antara equity sampai money market, syariah juga ada,” tuturnya.

Berdasarkan data OJK, pada 2019 perseroan meraup dana kelolaan sebesar Rp22,69 triliun, perolehan terbesar keenam dari seluruh manajer investasi. Tahun ini, Danareksa menargetkan dana kelolaan mereka dapat tumbuh 10 persen sampai dengan -14 persen.

Marsangap mengaku belum ada rencana memangkas target dana kelolaannya, sebab masih melihat perkembangan pasar. Sejauh ini dia mengatakan nilai aktiva bersih (NAB) Danareksa masih tumbuh di atas rata-rata industri.

"Sampai saat ini belum berubah, tapi kita gak menutup diri melihat perkembangan. Dengan kejadian-kejadian di Maret ini kita melihat situasi lah," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper