Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Bandara Hingga Rp9 Triliun, Setangguh Apa Keuangan Gudang Garam (GGRM)?

Nilai investasi bandara diperkirakan akan menghabiskan dana Rp6 triliun hingga Rp9 triliun yang ditanggung penuh oleh perseroan.
Warga melintas di depan kantor pusat pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/8)./Antara-Prasetia Fauzani
Warga melintas di depan kantor pusat pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/8)./Antara-Prasetia Fauzani

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang kebandaraan PT Angkasa Pura I (Persero) tengah melakukan ekspansi jaringan pengelolaan bandara internasional di Kediri, Jawa Timur.

Direktur Gudang Garam, Istata Taswin Siddharta menyatakan nilai investasi untuk pengembangan bandara tersebut diperkirakan akan menghabiskan dana Rp6 triliun hingga Rp9 triliun yang ditanggung penuh oleh perseroan.

“Kita sendiri masih mengerjakan detailnya, kira-kira akan habis berapa (dana investasi). Tapi saya yakin keperluan dana yang harus kita keluarkan tahun ini akan bisa di-cover dari dana internal,” ujar Istata saat ditemui di acara penandatanganan MoU perseroan bersama PT Angkasa Pura I, di Jakarta pada Selasa (10/2/2020).

Perseroan menilai proyek pembangunan bandara ini bukan unit bisnis murni untuk mendulang keuntungan. Lebih jauh, Gudang Garam melihat proyek ini sebagai investasi jangka panjang yang dapat meningkatkan kontribusi untuk daerah dan negara secara menyeluruh.

Istata sendiri mengharapkan groundbreaking Bandara Kediri akan dimulai pada 15 April 2020 mendatang dan nantinya proses penyelesaian akan memakan waktu hingga 2 tahun.

Namun, Gudang Garam sendiri menilai rentang waktu tersebut mungkin saja meleset jika memperkirakan kualitas pembangunan bandara.

Perseroan menegaskan pembebasan lahan untuk proyek bandara di daerah tersebut kini sudah mencapai angka 99 persen lebih. Istata menuturkan, dari total 380 hektar tanah yang diperlukan untuk proyek ini, hanya tersisa 2 hektar tanah yang belum dibebaskan lahannya.

Gudang Garam sampai saat ini tengah berusaha untuk melakukan pembebasan tanah sepenuhnya dengan mempertimbangkan upaya musyawarah dengan warga sekitar agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

“Karena ini merupakan Proyek Strategis Nasional, kalau memang tidak tercapai kata sepakat maka akan dieksekusi dari pihak pengadilan. Cuma, alhamdullilah sampai saat ini kelihatannya masih lancar,” pungkasnya.

Bandara Dhoho di Kediri akan dibangun di Desa Grogol, Kecamatan Grogol dan Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. Jarak Desa Grogol ke Pusat Kota Kediri sekitar 13 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Sementara jarak dari Bandara Juanda Sidoarjo sekitar 120 km dengan waktu tempuh 1,5 jam hingga 2 jam perjalanan via jalan tol. Bandara ini juga berjarak 87 kilometer dengan Bandara Abdurahman Saleh di Malang.

Pada tahap awal, Bandara Dhoho Kediri akan dibangun dengan panjang landasan 2.400 meter x 45 meter. Bandara ini dirancang memiliki kapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.

KINERJA KEUANGAN
Gudang Garam punya permodalan yang terbilang solid. Laporan keuangan perseroan menunjukkan, per September 2019, ekuitas Gudang Garam mencapai Rp47.37 triliun, naik 4,96 persen dibandingkan periode September 2018. Bila pembangunan bandara menelan investasi Rp9 triliun, jumlah tersebut setara 18,9 persen ekuitas perseroan.

Dari sisi pendapatan, perusahaan rokok tersebut mengantongi Rp81,72 triliun, tumbuh 16,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp69,89 triliun.

Pendapatan ini berasal dari penjualan segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang tumbuh 18,63 persen menjadi Rp74,90 triliun, diikuti segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang tumbuh 4,80 persen menjadi Rp5,80 triliun.

Adapun, segmen rokok klobot turun 15,84 persen menjadi Rp21,62 miliar, diikuti segmen kertas karton yang turun 7,04 persen menjadi Rp789,31 miliar, serta segmen lainnya turun 37,81 persen menjadi Rp217,32 miliar.

Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp7,24 triliun, tumbuh 25,73 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,76 triliun.

Perusahaan memiliki jumlah aset sebesar Rp71,97 triliun per 30 September 2019, tumbuh 4,16 persen dari jumlah aset per 31 Desember 2018 sebesar Rp69,10 triliun. Adapun, jumlah liabilitas sebesar Rp24,60 triliun dan ekuitas sebesar Rp47,37 triliun.

Tabel Kinerja GGRM per Kuartal III/2019
GGRM(Rp dalam miliar)Pertumbuhan (%)
Januari-September 2018Januari-September 2019
Penjualan 69.889,3581.721,0316,93
Segmen:    
SKM63.134,7474.896,7218,63
SKT5.530,415.796,064,80
Rokok Klobot25,6921,62-15,84
Kertas Karton849,09789,31-7,04
Lainnya349,42217,32-37,81
Laba bersih 5.761,187.243,2625,73

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper