Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Anjlok, Medco Energi (MEDC) Pertahankan Produksi

Di saat harga minyak tertekan, perseroan berupaya menjaga tingkat biaya yang kompetitif.
Akticitas pengemoran migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) di Laut Natuna Selatan./MedoEnergi.com
Akticitas pengemoran migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) di Laut Natuna Selatan./MedoEnergi.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten minyak dan gas PT Medco International Tbk. (MEDC) menyatakan akan tetap mempertahankan target produksi tahun ini kendati harga minyak telah anjlok ke level terendah sejak Februari 2016.

Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan penurunan harga minyak hingga sentuh ke bawah level US$30 per barel tidak membuat perseroan merevisi target produksi minyak tahun ini.

“Target produksi sebesar 110.000 barel oil equivalent per day [BOEPD] Insya Allah masih dapat dipertahankan,” ujar Hilmi saat dihubungi Bisnis, Senin (9/3/2020).

Untuk diketahui, Sepanjang tahun berjalan 2020, harga minyak telah terkoreksi hingga 51,87 persen. Pada perdagangan Senin (9/3/2020) hingga pukul 16.22 WIB, harga minyak jenis WTI untuk kontrak April 2020 di bursa Nymex telah terkoreksi 22 persen atau 9,08 poin ke level US$32,2 per barel. Pada pertengahan perdagangan, minyak WTI sempat anjlok 33,77 persen dan sentuh level US$27,34 per barel.

Sementara itu, harga minyak jenis Brent kontrak Mei 2020 di bursa ICE terjun bebas  ke level US$36,18 per barel, melemah 20,08 persen atau 9,09 poin. Pada pertengahan perdagangan, minyak sempat anjlok 31,48 persen dan sentuh level US$31,02 per barel.

Hilmi mengatakan bahwa setiap penurunan harga minyak sebanyak US$1 per barel, maka akan mengurangi EBITDA perseroan sekitar US$10 juta. Adapun, proyeksi tersebut jika harga minyak terus turun sepanjang tahun.

Selain itu, Hilmi mengatakan strategi paling penting bagi perseroan di saat harga minyak tertekan adalah menjaga tingkat biaya yang kompetitif. Adapun, tingkat cash cost perseroan saat ini berada di kisaran US$10 per barel of equivalent (boe).

Dia juga menegaskan ketika harga minyak mentah global masih berada di atas US$20 per barel dan penurunan tidak berkepanjangan, profitabilitas perseroan masih dapat terjaga.

“Di atas US$20 per barel, MEDC masih profitable tapi tentunya program-program eksplorasi dan pengembangan akan terganggu,” papar Hilmi.

Di sisi lain, pada penutupan perdagangan Senin (9/3/2020), saham MEDC parkir di level Rp535 per saham, anjlok 19,55 persen atau 130 poin. Level tersebut merupakan level terendah saham MEDC sejak Juli 2017. Adapun, sepanjang tahun berjalan 2020, saham MEDC telah terkoreksi 38,15 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper