Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Penurunan Bunga Kredit Direspons Dingin, Saham Bank Meriang

Saham-saham perbankan jumbo melesu di tengah ekspektasi penurunan suku bunga kredit.
Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020)./ ANTARA - Aprillio Akbar
Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020)./ ANTARA - Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – Respon dingin dari pelaku usaha dan pasar terkait rencana penurunan suku bunga kredit dinilai menjadi penyebab turunnya saham emiten-emiten perbankan pada hari ini.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan kebijakan penurunan suku bunga kredit seharusnya dapat menggairahkan dunia usaha untuk mengambil pinjaman. Hal ini dinilai dapat menutupi perkiraan penurunan pendapatan bunga bank yang muncul dengan adanya kebijakan ini.

“Secara teori, suku bunga kredit yang turun seharusnya akan meningkatkan kredit yang diambil oleh masyarakat,” katanya saat dihubungi pada Jumat (6/3/2020) di Jakarta.

Meski demikian, hal ini tidak dilihat baik oleh pelaku usaha maupun investor. Wabah virus corona yang sudah memasuki wilayah Indonesia dinilai mengurangi minat masyarakat untum mengambil kredit guna melakukan ekspansi usahanya.

Penurunan minat tersebut disebabkan oleh kepanikan masyarakat terhadap penyebaran wabah ini. Hal tersebut, lanjut Reza, akan berdampak pada turunnya pendapatan usaha yang akan mempengaruhi kemampuan membayar pinjaman oleh masyarakat.

“Bila tingkat konsumsi masyarakat juga rendah, pengusaha akan berpikir dua kali untuk melakukan ekspansi walaupun suku bunga kreditnya juga rendah. Akibatnya, para investor juga menjadi kurang antusias menyambut kabar ini,” jelas Reza.

Pergerakan Top 5 Saham Perbankan Jumat (6/3/2020)
KodeHarga (Rp)Perubahan (%)
BBCA31.000-3,65
BBRI4.010-3,37
BMRI7.250-4,61
BBNI6.400-6,23
BBTN1.660-3,49

Pada penutupan perdagangan sesi kedua hari ini, sejumlah emiten perbankan mengalami penurunan harga saham yang bervariasi. Saham BBRI ditutup melemah 3,37 persen ke Rp4.010, BBCA terkontraksi 3,65 persen menjadi Rp31.000.

Selanjutnya, saham BMRI mengalami penurunan sebesar 4,61 persen ke harga Rp7.250. Adapun BBNI turun 6,23 persen menuju Rp6.400, sedangkan BBTN merosot 3,49 persen ke Rp1.660.

Sebelumnya, Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) akan menjadi inisiator untuk menurunkan suku bunga kredit usaha kecil. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo.

“Memang yang kami lagi upayakan yang small business [usaha kecil]. Nanti yang small business ada penurunan, yang untuk kredit kecil ya,” katanya usai Rapat Terbatas soal Akselerasi Program Tol Laut dengan Presiden RI Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Tiko belum menjelaskan lebih lanjut terkait dengan penurunan suku bunga tersebut. Namun, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sempat meminta perbankan segera merespons penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Seperti diketahui, Bank Indonesia sepanjang tahun ini, hingga Maret 2020 telah dua kali memangkas BI 7-day Reverse Repo Rate. Per 20 Februari suku bunga acuan menjadi 4,75 persen dari sebelumnya 5,0 persen.

Secara akumulatif, BI telah memangkas suku bunga acuan sebanyak 225 basis poin (bps) sejak medio 2019. Sebelumnya, BI mengkerek naik suku bunga acuan sebesar 275 bps sepanjang Mei 2018 hingga November 2018.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebutkan bahwa berbagai kebijakan stimulus yang dikeluarkan OJK dan BI telah memberikan ruang yang sangat besar untuk perbankan dalam menyesuaikan suku bunga kredit sekaligus menjamin ketersediaan likuiditas di pasar.

Hal itu diharap bisa dimanfaatkan perbankan untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan yang murah sehingga bisa menggerakkan sektor riil.

"Bank itu berperan menjadi transmisi [penerus] kebijakan-kebijakan stimulus pemerintah, OJK dan Bank Indonesia yang telah dikeluarkan. Transmisi itu diharapkan bisa memberikan ruang gerak sektor riil untuk tetap menjalankan usahanya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper