Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 5 Maret: IHSG & Rupiah Kompak Tergelincir

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kompak tergelincir dari penguatannya.
Pengunjung berada di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung berada di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kompak tergelincir dari penguatannya bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kendati demikian, bursa saham global pada umumnya mampu menguat didorong rencana stimulus untuk menghadapi wabah penyakit virus corona (Covid-19).

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Kamis (5/3/2020):

Efek The Fed Hanya Sesaat, IHSG & Rupiah Terguling

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,21 persen atau 12 poin ke level 5.638,13.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mega Tbk. (MEGA) yang masing-masing turun 1,66 persen dan 6,25 persen menjadi penekan utama atas koreksi yang dialami IHSG.

Menurut Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali, sikap Bank Indonesia akan menjadi penentu apakah dampak pemangkasan suku bunga The Fed ini akan berlangsung lama atau sebaliknya.

Selanjutnya, tambah Frederik, pergerakan IHSG tetap kembali bergantung pada perkembangan wabah virus corona atau Covid-19.

Rupiah Terdepresiasi

Nilai tukar rupiah tergelincir dari penguatannya dan berakhir melemah 62 poin atau 0,44 persen ke level Rp14.175 per dolar AS, setelah mampu melonjak 170 poin dan ditutup di posisi 14.113 pada Rabu (4/3/2020).

Dilansir dari Bloomberg, rupiah melemah karena investor mencermati kembali prospek aset-aset negara emerging market di tengah aksi penghindaran risiko lebih lanjut yang dipicu oleh virus corona.

Menurut data worldometers, jumlah kasus infeksi virus corona telah menembus lebih dari angka 95.000 di seluruh dunia hingga Kamis (5/3) sore. Adapun total jumlah korban jiwa bertambah menjadi 3.287 orang.

Seiring dengan pelemahan kurs rupiah, indeks dolar AS terpantau turun tipis 0,02 persen atau 0,015 poin ke posisi 97,321 pukul 15.50 WIB.

Rencana Stimulus Global Dorong Bursa Asia dan Eropa Kompak Menguat

Bursa Asia kompak menguat bersama bursa Eropa didorong rencana stimulus pemerintah global untuk menghadapi wabah penyakit virus corona (Covid-19).

Meski demikian, indeks futures S&P 500 melorot 1 persen, setelah California menyatakan keadaan darurat karena virus corona.

Gubernur California Cavin Newsom pada Rabu (4/3/2020) waktu setempat mendeklarasikan keadaan darurat akibat virus Corona yang menjangkiti negara bagian itu. Saat ini terdapat 53 kasus Corona yang terkonfirmasi.

Permintaan China Surut, Ekspor CPO Malaysia Diprediksi Anjlok

Ekspor minyak sawit atau crude palm oil (CPO) periode Februari dari Malaysia kemungkinan merosot ke level terendah sejak 2018 karena penyebaran virus corona atau covid-19 telah memangkas permintaan China, importir CPO terbesar kedua di dunia.

Berdasarkan jajak pendapat analis yang dihimpun oleh Bloomberg, ekspor CPO Februari Malaysia diproyeksi anjlok hingga 9,1 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi hanya sekitar 1,1 juta ton, terendah sejak Agustus 2018.

Namun, persediaan CPO Malaysia periode Februari diprediksi tetap berada pada level terendah dalam lebih dari dua setengah tahun terakhir, yaitu di level 1,76 juta ton menjadi persediaan terendah sejak Juni 2017 dan 42 persen lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pamor Emas Berkilau, Tabungan Emas Makin Potensial

Instumen emas dinilai akan menjadi pelarian pada investor di tengah penurunan kinerja pasar saham. Investasi emas yang lebih ringkas menjadi peluang bagi berbagai perusahaan untuk menawarkan produk investasi berbasis logam mulia.

CEO PT Aurum Digital Internusa (Masduit) Bony Faliandri Hudi kinerja pasar saham yang melorot membuat masyarakat memilih produk investasi alternatif, salah satunya emas. Hal itu lanjutnya menjadi peluang bagi perusahaan penyedia layanan tabungan emas non fisik atau digital. 

"Ketika indeks pasar modal jatuh, kami melihat masyarakat mencari alternatif untuk lindung nilai dan investasi jangka panjang, apalagi sekarang dimudahkan untuk mulai menabung atau membeli emas dari pecahan yang kecil," ujar Bony kepada Bisnis

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak April 2020 terpantau turun 2,50 poin atau 0,15 persen ke level US$1.640,50 per troy ounce pukul 15.50 WIB, setelah berakhir terkoreksi tipis 0,29 persen di level 1.638,20 pada Rabu (4/3/2020).

Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta pun turun Rp5.000 ke level Rp822.000 per gram. Harga pembelian kembali atau buyback emas ikut berkurang Rp5.000 menjadi Rp744.000 per gram dari harga pada Rabu (4/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper