Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Investasi Bidik Dana Kelolaan Rp66 Triliun

Mandiri Manajemen Investasi (MMI) tidak akan gencar merilis produk baru. MMI akan fokus mengembangkan produk yang telah ada untuk meningkatkan dana kelolaan.
Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen lnvestasi Alvin Pattisahusiwa, dan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi saat pencatatan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur atau KIK Dinfra dengan jumlah Rp423,5 miliar di Bursa Efek Indonesia, Senin (15/4/2019)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo
Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen lnvestasi Alvin Pattisahusiwa, dan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi saat pencatatan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur atau KIK Dinfra dengan jumlah Rp423,5 miliar di Bursa Efek Indonesia, Senin (15/4/2019)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com, JAKARTA -  PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) optimistis bisa mencapai target dana kelolaan atau asset under management (AUM) sebesar Rp66 triliun hingga akhir 2020. Tekanan di pasar modal dinilai tidak akan mengganggu kinerja perusahaan.

Direktur Utama Mandiri Investasi Alvin Pattisahusiwa mengatakan selama tahun berjalan, MMI terus mencetak penambahan dana kelolaan sehingga dia yakin target setahun penuh bisa dipenuhi. Dalam periode tahun berjalan (year to date), MMI mencetak dana kelolaan sebanyak RP58,2 triliun, bertambah Rp300 miliar dibandingkan dengan posisi akhir 2019.   

“Dari sisi subscription, Januari dan Februari juga kami selalu net subs,” katanya saat konferensi pers usai Mandiri Investasi Market Outlook 2020, di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Menurut Alvin, volatilitas pasar terjadi akibat berbagai sentimen, terutama kekhawatiran akibat wabah virus corona atau Covid-19. Di sisi lain, efek domino penyebaran virus corona membuat sejumlah negara, termasuk Indonesia melakukan pelonggaran fiskal dan moneter.

“Langkah agresif The Fed untuk memangkas suku bunga 50 bps ini kan membuka gerbang Bank Indonesia untuk ikut menurunkan suku bunga lagi. Tentunya ini akan memberikan manfaat bagi pasar,” imbuh Alvin.

Secara umum, tahun ini MMI tidak akan gencar merilis produk baru. MMI akan fokus mengembangkan produk yang telah ada untuk meningkatkan dana kelolaan di masing-masing produk.

Sejumlah produk andalan yang disiapkan untuk menopang target dana kelolaan antara lain Reksa Dana Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED), reksa dana yang fokus menempatkan dana kelolaan pada portofolio efek syariah luar negeri.

Dia mengatakan pilihan portofolio MGSED difokuskan pada saham dari perusahaan yang yang memiliki kemampuan untuk melakukan disrupsi pada level global, beberapa di antaranya adalah Alibaba dan Microsoft.

“Meskipun ini produk sudah ada beberapa tahun tapi kami revamp produk reksa dana ini agar sesuai dengan tema disrupsi yang terjadi, sehingga kinerjanya lebih baik,” tambah Alvin.

Selain itu, MMI juga akan mengandalkan Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang 2 (MIPU2) yang memiliki memiliki fitur same-day settlement atau ‘T+0’ dan beberapa produk investasi alternatif seperti KIK EBA, KIK DINFRA, dan RDPT.

MMI juga berencana menerbitkan produk inovatif Investasi Alternatif lainnya yaitu KIK EBA Syariah dan DINFRA lanjutan untuk melengkapi portofolio mereka yang telah ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper