Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Samsung Dorong Indeks Kospi Menguat 1,26 Persen

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 2.085,26 dengan penguatan 1,26 persen atau 25,93 poin dari level penutupan sebelumnya.
Seorang penjaga keamanan berjalan di bawah monitor di Bursa Efek Korea di Seoul./ SeongJoon Cho - Bloomberg
Seorang penjaga keamanan berjalan di bawah monitor di Bursa Efek Korea di Seoul./ SeongJoon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Korea Selatan berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (5/3/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 2.085,26 dengan penguatan 1,26 persen atau 25,93 poin dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (4/3/2020), indeks Kospi ditutup menguat 2,24 persen atau 45,18 poin ke level 2.059,33.

Pada awal perdagangan hari ini, indeks Kospi dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,91 persen atau 18,78 poin di posisi 2.078,11. Sepanjang perdagangan hari ini, indeks Kospi bergerak pada kisaran 2.059,99-2.089,08.

Dari 792 saham yang diperdagangkan, sebanyak 611 saham menguat, 126 saham melemah, dan 55 saham lainnya stagnan.

Saham raksasa teknologi Korsel Samsung Electronics Co. Ltd. menjadi penopang utama penguatan Kospi dengan ditutup menguat 0,7 persen, sedangkan sayah Conbuzz Co. mencatat penguatan terbesar dengan ditutup melonjak 55,9 persen.

Sejalan dengan indeks Kospi, mata uang won Korea Selatan ditutup menguat 0,54 persen atau 6,42 poin ke level 1.181,3 won per dolar AS.

Penguatan indeks Kospi juga sejalan dengan pergerakan bursa saham lainnya di Asia yang juga menguat. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup menguat masing-masing 0,88 persen dan 1,09 persen, sedangkan indeks Hang Seng naik 2,06 persen.

Dilansir Bloomberg, bursa saham Asia menguat menyusul lonjakan di bursa AS setelah Kongres mengesahkan dana untuk penanggulangan virus corona senilai hampir US$8 miliar dan investor melakukan pemanasan untuk pencalonan Joe Biden.

CIO wilayah Amerika di Deutsche Bank Wealth Management, Deepak Puri, mengatakan penguatan pasar saham kali ini merupakan dorongan dari kombinasi dari dua, salah satunya dari kejutan kemunculan Biden di Super benar-benar kejutan yang tak terduga

Hal ini menjadi kejutan positif bagi pasar karena pelaku pasar selalu lebih memilih calon dari Partai Demokrat yang lebih moderat.

"Dorongan lainnya adalah pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter dari negara-negara G7 yang terkoordinasi, yang berada di atas pemangkasan suku bunga 50 basis poin oleh the Fed yang diumumkan kemarin," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper