Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penutupan Sesi 1, Rupiah dan IHSG Kompak Menghijau

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan sesi 1 rupiah berhasil parkir di level Rp14.240 per dolar AS, terapresiasi 0,176 persen atau 25 poin.
Petugas teller menata uang rupiah di salah satu cabang Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas teller menata uang rupiah di salah satu cabang Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berhasil menutup sesi 1 perdagangan Selasa (3/3/2020) bertahan di zona hijau didukung stimulus yang digelontorkan oleh Bank Indonesia di tengah sentimen penyebaran virus corona atau covid-19 dan harapan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan sesi 1 rupiah berhasil parkir di level Rp14.240 per dolar AS, terapresiasi 0,176 persen atau 25 poin.

Penguatan rupiah pada penutupan perdagangan kali ini, berhasil menjadi kinerja terbaik kedua di antara mata uang pasar berkembang Asia, tepat di bawah dolar Taiwan yang menguat 0,38 persen.

Kendati demikian, secara year to date rupiah masih menjadi salah satu kinerja mata uang terburuk dengan bergerak melemah 2,62 persen.

Mengutip Bloomberg, rupiah bersama dengan mata uang pasar berkembang lainnya berhasil menguat di tengah optimisme pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh banyak bank sentral di dunia, termasuk The Fed.

Optimisme itu berhasil mengalahkan sentimen penyebaran virus corona yang meluas hingga ke luar China.

Pada dua pekan lalu Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen. Lalu, BI kembali menggelontorkan stimulus seperti aktif diperdagangan DNDF dan menurunkan rasio giro wajib minimum (GWM) valuta asing bank-bank umum konvensional dari 8 persen menjadi 4 persen.

Selain itu, BI juga telah menurunkan GWM rupiah sebesar 50 bps yang ditujukan kepada perbankan yang melakukan kegiatan ekspor dan impor yang tentu saja dalam pelaksanaan berkoordinasi dengan pemerintah.

Ahli Strategi Credit Agricole SA Prancis Guillaume Tresca mengatakan bahwa aset berisiko seperti mata uang pasar berkembang akan memanfaatkan momentum kembali menguatnya minat investor terhadap aset-aset risiko.

“Mata uang risiko yang memiliki imbal hasil tinggi untuk obligasinya pasti akan mendapatkan maanfaat dari sentimen risk-on ini,” ujar Guillaume seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (3/3/2020).

Dalam publikasi risetnya kemarin, Senin (2/3/2020), Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi bahwa rupiah masih cenderung bergerak dalam tekanan pada perdagangan kali ini.

“Pada perdagangan Selasa (3/3/2020), rupiah bergerak di kisaran level Rp14.210 per dolar AS hingga Rp14.320 per dolar AS,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari risetnya.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung menguat pada pembukaan perdagangan, Selasa (3/2/2020). Indeks bergerak menuju 5.431,296 pada pembukaan setelah sebelumnya tersungkur 1,68 persen di 5.361,246.

Pada sesi perdagangan pertama, IHSG berada dalam tren positif dengan melaju di zona hijau. Pergerakan mendarat dengan penguatan 157,21 poin atau 2,93 persen ke level 5.518,46 pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa (3/2/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper