Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adaro Energy (ADRO) Catatkan Laba Bersih US$404,19 Juta

Mengutip data Bloomberg, raihan laba bersih Adaro pada 2019 di bawah estimasi konsensus yang memprediksi sebesar US$470,67 juta.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir (tengah) didampingi CFO Lie Luckman (kiri) dan Wakil Presiden Direktur Christian Ariano Rachmat (kanan) menjawab pertanyaan awak media seusai RUPST di Jakarta, Selasa (30/4/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir (tengah) didampingi CFO Lie Luckman (kiri) dan Wakil Presiden Direktur Christian Ariano Rachmat (kanan) menjawab pertanyaan awak media seusai RUPST di Jakarta, Selasa (30/4/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) mencatatkan laba bersih senilai US$404,19 juta pada 2019, terkoreksi tipis 3,23 persen year on year (yoy) dari sebelumnya US$417,72 juta.

Mengutip data Bloomberg, raihan laba bersih Adaro pada 2019 di bawah estimasi konsensus yang memprediksi sebesar US$470,67 juta.

Sementara itu, pendapatan perusahaan mencapai US$3,46 miliar pada akhir tahun lalu, terkoreksi 5 persen yoy dari sebelumnya US$3,62 miliar. Raihan pendapatan itu lebih tinggi dari estimasi konsensus yang memprediksi senilai US$3,36 miliar.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy, Garibaldi Thohir mengatakan pihaknya gembira dengan kinerja perusahaan pada tahun 2019.

Pasalnya, di tengah pasar yang sulit, perseroan berhasil mencetak kinerja finansial yang solid berkat pertumbuhan volume tahunan yang tinggi dan pengendalian biaya yang berkelanjutan.

“Suksesnya penerbitan obligasi PT Adaro Indonesia dan dimulainya operasi PLTU 2x100 MW PT Tanjung Power Indonesia menandai beberapa pencapaian kami pada tahun 2019," paparnya dalam siaran pers, Selasa (3/3/2020).

Garibaldi 'Boy' Thohir memperkirakan pada tahun 2020 pasar akan tetap sulit dan perusahaan akan melanjutkan fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi, serta eksekusi strategi demi kelangsungan bisnis.

Pada 2019, harga jual rata-rata batu bara turun 13 persen. Namun, penurunan harga jual rata-rata itu dikompensasi dengan kenaikan 9 persen pada penjualan batu bara menjadi 59,19 juta ton.

Perusahaan juga mencatat peningkatan produksi 7 persen menjadi 58,03 juta ton, atau melebihi panduan yang ditetapkan pada kisaran 54 juta - 56 juta ton. Kinerja operasional yang tinggi dan permintaan yang solid bagi batu bara Adaro mendukung peningkatan ini.

Berikut ringkasan kinerja keuangan Adaro Energy pada 2019
- ADRO mencatat EBITDA operasional sebesar US$1,207 miliar, atau sedikit melebihi target EBITDA operasional 2019 yang ditetapkan pada kisaran AS$1 miliar – 1,2 miliar.
- Laba inti ADRO tetap kuat pada US$635 juta, yang mencerminkan kinerja yang tinggi dari bisnis inti serta keunggulan operasional.
- Belanja modal bersih selama 2019 tercatat sebesar US$489 juta, sejalan dengan panduan tahun 2019 yang ditetapkan sebesar US$450 juta sampai dengan US$600 juta.
- ADRO menghasilkan arus kas bebas yang tinggi sebesar US$566 juta pada tahun 2019 yang menunjukkan kemampuannya dalam menghasilkan arus kas lebih dari operasi perusahaan.

Berikut ringkasan panduan Adaro Energy pada 2020
- Produksi: 54 Mt – 58 Mt
- Nisbah kupas konsolidasi: 4,30 kali
- EBITDA operasional: US$900 juta – US$1,2 miliar
- Belanja modal: US$300 juta – US$400 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper