Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas turun Tipis Jumat (28/2), Potensi Incar US$1.700

Emas akan mengincar level US$1.700 dolar AS per troy ounce selama beberapa minggu ke depan
Seorang karyawan memegang beberapa butiran emas di Perth Mint Refiner./ Carla Gottgens - Bloomberg
Seorang karyawan memegang beberapa butiran emas di Perth Mint Refiner./ Carla Gottgens - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Emas berakhir sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat atau Jumat (28/2/2020) pagi WIB. Namun, harga berpotensi menuju US$1.700 per troy ounce dalam beberapa minggu ke depan.

Emas terkoreksi karena investor merealisasikan keuntungan setelah harga naik lebih dari satu persen di awal sesi perdagangan. Faktor yang menopang permintaan emas ialah meningkatnya kekhawatiran tentang virus Corona yang dapat membahayakan ekonomi global.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di bursa Comex kehilangan 0,6 poin atau 0,04 persen, menjadi ditutup di level US$1.642,5 dolar AS per troy ounce. Penurunan sesi ketiga berturut-turut, tetapi emas berjangka rebound selama perdagangan berikutnya karena pasar saham turun tajam.

Sementara di pasar spot, harga emas naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan di US$1.645,59 per troy ounce pada pukul 14.20 waktu setempat (19.20 WIB). Harga telah mundur sejak mencapai puncak tujuh tahun di US$1.688,66 pada Senin (24/2/2020).

"Banyak dari reli baru-baru ini disebabkan oleh arus safe haven yang bisa sangat cepat dan sangat sulit untuk diserap jika sentimen bergeser," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

"Semua orang telah membeli emas dan ingin menjual dan itu menjaga emas dari reli lebih lanjut meskipun faktanya ekuitas terus dijual."

Investor yang melarikan diri dari risiko membuang saham-saham, dengan indeks utama Wall Street anjlok untuk sesi keenam beruntun, sementara imbal hasil obligasi Pemerintah AS mencapai rekor terendah.

“Tidak ada yang tahu apa dampak (dari Virus Corona) nantinya. Ini jelas mengurangi kegiatan ekonomi di banyak bagian dunia," kata Jeffrey Christian, mitra pengelola CPM Group.

Sebagai tanggapan, bank-bank sentral global akan lebih cenderung mengakomodasi suku bunga yang lebih rendah dan meningkatkan pembelian obligasi untuk meningkatkan likuiditas. Bank sentral akan melakukan apa pun yang mereka butuhkan untuk meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh corona.

Pasar uang sekarang menetapkan perkiraan pemotongan penuh satu 25 basis poin dalam suku bunga bank sentral AS pada April dan tiga pada Maret 2021. Bank-bank sentral utama lainnya juga diperkirakan akan memangkas suku bunga.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi potensi kerugian memegang logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil.

"Emas akan mengincar level US$1.700 per troy ounce selama beberapa minggu ke depan karena wabah Virus Corona semakin memburuk," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

Infeksi Virus Corona baru di seluruh dunia dalam 24 jam terakhir melampaui infeksi di daratan China, untuk pertama kalinya. Vaksin dapat memakan waktu hingga 18 bulan untuk berkembang.

Pada Kamis (27/2/2020), China melaporkan peningkatan kasus virus baru pada 26 Februari dari hari sebelumnya.

Di antara logam mulia lainnya, paladium naik 1,4 persen pada US$2.828,61, setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$2.847,50 per troy ounce di awal sesi.

Nornickel, produsen paladium terbesar di dunia, mengatakan mereka memperkirakan defisit di pasar paladium global sebesar 0,9 juta ounce pada 2020.

Platinum turun 0,8 persen menjadi US$903,26, setelah menyentuh level terendah sejak Desember, sementara perak turun 0,7 persen menjadi US$17,76 per troy ounce.

Di pasar berjangka, perak untuk pengiriman Mei turun 17,9 sen atau satu persen, menjadi ditutup pada US$17,735. Platinum untuk pengiriman April turun 9,3 poin atau 1,02 persen, menjadi US$905,5 dolar AS per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : JIBI
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper