Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejumlah Perusahaan Peringatkan Dampak COVID-19, Bursa Eropa Melemah

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa terus merosot pada perdagangan Kamis (27/2/2020), setelah lebih banyak perusahaan memperingatkan bahwa virus corona akan menekan laba.
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa terus merosot pada perdagangan Kamis (27/2/2020), setelah lebih banyak perusahaan memperingatkan bahwa virus corona akan menekan laba.

Indeks Stoxx Europe 600 terpantau melemah 1,98 persen atau 8 poin ke level 396,62 pada pukul 17.44 WIB, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,84 persen di posisi 401,24.

Sektor perjalanan dan wisata menjadi penekan terbesar indeks setelah bergerak melemah 3,88 persen, disusul oleh sektor bahan baku yang turun 3,61 persen.

Sejumlah perusahaan seperti Anheuser-Busch InBev NV dan Standard Chartered Plc mengeluarkan peringatan mengenai dampak wabah virus corona (COVID-19) terhadap pendapatan perusahaan.

Indeks Stoxx telah melemah sepanjang pekan ini di tengah kekhawatiran tentang dampak wabah pada pertumbuhan global dan pendapatan perusahaan.

Sementara itu, otoritas kesehatan AS pada hari Rabu mengatakan mereka menemukan kasus pertama virus corona yang tidak memiliki hubungan dengan penderita lain, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada lebih banyak kasus yang dilaporkan di negara-negara selain China untuk pertama kalinya.

"Mengingat volatilitas baru-baru ini, ketakutan menjadi faktor dominan," kata Guillermo Hernandez Sampere, kepala perdagangan di manajer aset MPPM EK, seperti dikutip Bloomberg.

“Dalam waktu yang sangat singkat, kami beralih dari perayaan level tertinggi sepanjang masa ke mode panik. Masih terlalu dini untuk ‘buy the dip’ (membeli saham saat harga turun) dan saya berharap investor tetap menunggu," lanjutnya.

Bursa Eropa sekarang telah menghapus semua kenaikan tajam yang dibuat sejak akhir Oktober. Stoxx 600 berada di jalur untuk pekan terburuk sejak Agustus 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper