Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank Anjlok, Analis Sebut Investor Khawatirkan NPL

Virus Corona diyakini menjadi ancaman terbesar perekonomian yang dapat meningkatkan NPL perbankan. Kondisi ini membuat investor melepas emiten keuangan.
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Kamis (27/2/2020) ditutup pada level 5.535,69 atau turun 2,69%. Harga saham bank merosot paling dalam dan menjadi penyebab utama anjloknya IHSG.

Beberapa bank pelat merah mengalami penurunan harga saham paling besar, misalnya Bank BRI (BBRI) yang pada perdagangan Kamis (27/2/2020) ditutup pada level 4.130 atau turun 7,81%, Bank Mandiri (BMRI) ditutup sebesar 7.350 atau turun 3,92%, dan Bank BNI (BBNI) tercatat pada level 7,075 atau turun 3,08%.

Bank lainnya, misalnya Bank Permata (BNLI), Maybank (BNII), Bank BCA (BBCA), dan Bank Panin (PNBN) masing-masingnya turun 3,29%, 3,70%, 2,02, dan 2,60%.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwe mengatakan virus corona yang menyebar ke luar China, dengan memakan korban cukup banyak dan penyebaran yang sangat cepat, sangat mengkhawatirkan pasar.

Hal ini dinilai akan sangat mengganggu proses bisnis dan tentunya akan memberikan efek domino ke sektor perbankan. Menurut Hans, dengan proses bisnis yang terganggu akan menyebabkan pemburukan kualitas kredit bank.

"Ini tentunya mengganggu perbankan, jadi kemungkinan ke depan kredit bermasalah [non-performing loan/NPL] akan merangkak naik karena bisnsi yang terganggu dan berefek NPL," katanya kepada Bisnis, Kamis (27/2/2020).

Di samping itu, menurut Hans, saham bank yang dari awal tahun di mana virus corona mulai mengkhawatirkan, belum banyak mempengaruhi harga saham bank. Sementara kondisi saat ini, emitan bank mengalami tekanan paling besar.

Ke depan pun, Hans memproyeksikan pasar masih akan menunggu kondisi virus corona membaik. Namun, dalam jangka pendek diharapkan terjadi rebound di pasar modal, termasuk sektor finansial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper