Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tembus Level Psikologis, Penurunan IHSG Diprediksi Masih Berlanjut

Level support akan menentukan arah tren jangka panjang IHSG, turun atau masih terselamatkan dalam pergerakan sideways.
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) diproyeksi terus melanjutkan tren penurunannya setelah menembus level psikologis 5.550, level terendah sejak April 2017.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia mengatakan, secara teknikal, bantalan support IHSG sesungguhnya sudah mulai diharapkan bergerak di kisaran 5.670 hingga 5.550 yang merupakan area previous lows sekaligus neckline pola double top besar.

Saat ini, justru target IHSG turun dari Parallel Channel yang terbentang di kisaran 5500. Adapun, pada perdagangan Kamis (27/2/2020) hingga pukul 11.54 WIB, IHSG berada di level 5.547,23 anjlok 2,49 persen atau 141,691 poin. Level tersebut merupakan level terendah IHSG sejak April 2017.

Selain itu, pada perdagangan sesi 1 telah terjadi aksi jual dari asing di seluruh pasar sebesar Rp440,5 miliar. Sepanjang tahun berjalan 2020, IHSG telah terkoreksi 12,03 persen.

"Level 5.550 seharusnya sudah menjadi level siaga 1 bagi IHSG. Saat ini, IHSG tanggung ke level 5.500," ujar Liza kepada Bisnis, Kamis (27/2/2020).

Dia menambahkan, level support itu sangat krusial untuk dijaga dan diharapkan dapat dihindari agar tidak tertembus. Level support itu dinilai akan menentukan arah tren jangka panjang IHSG, yaitu turun atau masih terselamatkan dalam pergerakan sideways.

Pasar saat ini dipenuhi oleh sentimen kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona atau covid-19 yang semakin meluas di luar China. Menurut data terbaru World Health Organization (WHO), virus corona telah menewaskan lebih dari 2.700 orang dan menginfeksi setidaknya 80.000 orang di seluruh dunia.

Negara-negara Eropa hingga Amerika Latin, seperti Brazil, Yunani, Georgia, dan Norwegia kini telah mengonfirmasi adanya kasus corona pertama di negaranya.

Penyebaran virus corona yang semakin parah diyakini akan melukai pertumbuhan ekonomi global sehingga investor mulai menjauhkan diri dari aset-aset berisiko seperti pasar modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper