Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tambang Emas Martabe Jadi Penopang Kinerja United Tractors (UNTR) 2019

Berdasarkan laporan keuangan 2019, emiten berkode saham UNTR itu membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 84,4 triliun, lebih rendah 0,2 persen.
Tambang emas Martabe di Batang Toru, Sumatra Utara, Rabu (13/2/2013)./Bloomberg-Dadang Tri
Tambang emas Martabe di Batang Toru, Sumatra Utara, Rabu (13/2/2013)./Bloomberg-Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja PT United Tractors Tbk. pada 2019 berhasil ditopang oleh segmen pertambangan emas seiring dengan penurunan kinerja dari segmen mesin konstruksi.

Berdasarkan laporan keuangan 2019, emiten berkode saham UNTR itu membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 84,4 triliun, lebih rendah 0,2 persen dibandingkan dengan capaian 2018 sebesar Rp 84,6 triliun. Hal tersebut dikarenakan adanya penurunan kinerja segmen mesin konstruksi sepanjang 2019.

“Dengan adanya kontribusi penuh dari segmen Pertambangan Emas pada 2019 membuat laba bersih yang dibukukan perseroan meningkat 2 persen menjadi Rp11,3 triliun dari sebelumnya sebesar Rp11,1 triliun,” tulis manajemen PT United Tractors Tbk., dalam keterangan resminya, Kamis (27/2/2020).

United Tractors melaporkan PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara berkontribusi pendapatan senilai Rp7,9 triliun mengimbangi penurunan pendapatan bersih segmen usaha mesin konstruksi yang hanya mencatatkan pendapatan sebesar Rp22,6 triliun dibandingkan dengan Rp29,6 triliun pada 2018, turun 24 persen.

Secara detail, kontribusi masing-masing lini usaha yakni mesin konstruksi 27 persen, kontraktor penambangan 47 persen, pertambangan batu bara 13 persen, pertambangan emas 9 persen, dan industri konstruksi 4 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Segmen usaha kontraktor penambangan yang masih menjadi kontributor pendapatan terbesar perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 39,9 triliun atau turun 3 persen dari capaian 2018 sebesar Rp 40,6 triliun.

Sementara itu, segmen industri konstruksi berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan bersih sebesar Rp3,9 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp3,7 triliun.

Di sisi lain, total liabilitas perseroan pada tahun ini berhasil menurun menjadi Rp50,6 triliun, turun 14,5 persen daripada capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 59,23 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper