Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja 2019, Astra Agro (AALI) Raih Laba Rp211 Miliar

Menurunnya laba bersih AALI disebabkan oleh pendapatan perseroan yang merosot.
Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. Santosa (kedua kanan) memberikan penjelasan usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Senin (15/4/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. Santosa (kedua kanan) memberikan penjelasan usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Senin (15/4/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk. mencetak laba bersih sebesar Rp211,11 miliar sepanjang 2019.

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, emiten berkode saham AALI itu mencatatkan penurunan signifikan sebesar 85,32 persen. Pada 2018, laba bersih perseroan sebesar Rp1,43 triliun.

Namun, terjadi peningkatan laba bersih 90,90 persen dari posisi Rp111,18 miliar pada kuartal III/2019. Adapun, laba bersih per saham pada 2019 senilai Rp109,69 turun dari posisi tahun sebelumnya Rp747,40.

Menurunnya laba bersih AALI disebabkan oleh pendapatan perseroan yang merosot. Sepanjang 2019, perusahaan kebun itu membukukan pendapatan sebesar Rp17,45 triliun.

Jumlah itu turun 8,45 persen dari posisi tahun sebelumnya Rp19,08 triliun. Beban pokok penjualan menekan kinerja sebab pada 2 tahun belakangan tercatat sebesar Rp15 triliun.

Adapun, beban umum administrasi sebesar Rp723,35 miliar, beban penjualan Rp460,83 miliar, dan beban pendapatan Rp350,33 miliar.

Sementara itu, total aset perseroan tercatat sebesar Rp26,97 triliun. Aset lancar AALI mencapai Rp4,47 triliun, sedangkan aset tidak lancar senilai Rp22,50 triliun.

Di sisi kewajiban, total liabilitas AALI mencapai Rp7,99 triliun. Liabilitas jangka pendek mencapai Rp1,56 triliun dengan liabilitas jangka panjang sebesar Rp6,42 triliun.

Sebelumnya, Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa menyatakan terdapat kendala dalam pengiriman minyak sawit dari Sulawesi ke China. Namun, hal itu dia yakini tidak akan berpengaruh banyak bagi kinerja perseroan pada kuartal I/2020.

"Memang ada penundaan pengiriman ke China, bahkan dua kapal kami yang sudah dikirim kesana harus diarahkan ke tempat lain karena outbreak corona. Tapi ini tidak akan berlangsung lama," katanya.

Santosa mengatakan sejak ada penyebaran virus korona memang pengiriman ke China menjadi terganggu. Selain itu, China sampai dengan saat ini belum membeli lagi minyak sawit.

Namun, menurutnya, hal itu disebabkan karena negeri tirai bambu telah melakukan pembelian dalam jumlah besar sebelum imlek. Oleh karena itu ketika persediaan habis pembelian akan kembali dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper