Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alokasikan Seperempat Pendapatan, Telkom (TLKM) Serius Garap Bisnis Data

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan bahwa perseroan bersiap membelanjakan investasi cukup besar untuk pengembangan lini bisnis data center, big data, dan cloud computing.
Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah (kedua kiri) menyapa wartawan di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Jumat (24/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah (kedua kiri) menyapa wartawan di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Jumat (24/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. bakal berinvestasi cukup besar untuk pengembangan bisnis pada tahun ini, atau mencapai sekitar 25 persen dari pendapatan.

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan bahwa perseroan bersiap membelanjakan investasi cukup besar untuk pengembangan lini bisnis pusat data , big data, dan cloud computing.

Dia memaparkan bahwa dana investasi yang dibutuhkan akan mencapai 25 persen dari pendapatan 2019. Namun, dia belum dapat merinci berapa nominal pasti alokasi investasi tahun ini. Dia hanya mengatakan bahwa investasi ini akan mengandalkan dana internal.

“Saya tidak hafal angkanya tapi pasti kita akan kembangkan ke arah situ, tapi angkanya berapa belum tahu. Sudah ada dananya, cuma jumlahnya yang saya gak hafal, [sumber dananya] Internal,” katanya di Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Dia mengatakan bahwa dalam waktu dekat perseroan akan meluncurkan beberapa produk baru tersebut. Namun, dia meyakini bahwa produk ini akan menghadapi tantangan yang cukup besar untuk dipasarkan kepada konsumen.

Pasalnya, produk ini berbeda dengan produk lain milik Telkom yang kebanyakan merupakan produk solution base. Artinya, perlu waktu dan strategi yang tepat untuk memasarkan produk tersebut kepada masyarakat.

“Akan butuh effort agar masyarakat khususnya di B2B untuk memahami itu, dan kemudian bisa menggunakannya agar bisa lebih efisien. Secara tidak langsung hal itu juga akan berkontribusi pada negara karena dengan digitaslisasi akan ada berbagai value yang dicptakan dari berbagai sektor,” jelasnya.

Secara umum dia memprediksi tahun ini akan tetap menjadi yang menantang untuk perusahaan telekomunikasi. Pertumbuhan bisnis data diperkirakan akan tetap tumbuh belasan persen, tetapi bisnis legacy akan semakin menyusut.

Rencana pengembangan bisnis ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang kerap menyentil perseroan di muka publik. Bisnis data dinilai sebagai ‘The New Oil’ yang akan menjadi sumber cuan di masa mendatang.

Sebelumnyam Erick Thohir menyebut Telkom harus berinovasi dan tidak hanya bisa mengandalkan Telkomsel sebagai pendulang laba.

“Enak jadi Telkom, Telkomsel dividen, revenue Telkomsel digabung ke Telkom hampir 70 persen. Lebih baik tidak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel dimiliki oleh Kementerian BUMN, dividennya jelas,” katanya di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Dia mengatakan Telkom semestinya dapat beradaptasi dengan perubahan dan era disrupsi. Menurutnya, Peluang pengembangan bisnis big data semestinya diambil oleh Telkom, bukan oleh pelaku usaha usaha dari luar negeri.

“Infrastruktur Telkom itu sudah luar biasa, kenapa itu tidak jadi bisnis, bahkan juga yang namanya big data, cloud itu juga jadi sebuah bisnis, jangan sampai diambil lagi oleh asing, kemarin saya rasain waktu Asian Games saya harus pakai Ali Cloud, kenapa gak dilakukan oleh Telkom?” katanya.

Selain Telkom, Erick turut menyindir PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Dia mengatakan bahwa PLN harus siap dengan kebutuhan energi hijau yang lebih besar di masa mendatang. PLN juga diminta berfokus pada distribusi kebutuhan listrik, bukan berfokus pada pembangunan tower.

“Tidak mungkin anti renewable energy, dan itu ada teknologinya dan kita target 23 persen. Kalau PLN tidak siap dengan perubahan itu akan berat, apalagi ini tuntutan zaman, green energy harus terjadi. Saya tidak mau PLN tidak fokus ke bisnis intinya yaitu distribusi, tidak usah bikin tower-towernya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper