Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eksodus dari Aset Berisiko Mereda, Bursa Eropa Rebound

Indeks Stoxx 600 rebound ke zona hijau setelah indeks saham acuan kawasan Eropa ini membukukan koreksi paling tajam sejak pemilu Brexit pada Juni 2016 akibat tertekan aksi jual global pada perdagangan Senin (24/2/2020).
Stoxx./ Alex Kraus - Bloomberg
Stoxx./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Eksodus dari aset-aset berisiko yang telah memicu pelemahan bursa saham global menunjukkan tanda-tanda mereda pada perdagangan hari ini, Selasa (25/2/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 naik 0,5 persen seiring dengan menguatnya seluruh kelompok industri, yang didorong saham perusahaan tambang dan teknologi.

Indeks Stoxx 600 rebound ke zona hijau setelah indeks saham acuan kawasan Eropa ini membukukan koreksi paling tajam sejak pemilu Brexit pada Juni 2016 akibat tertekan aksi jual global pada perdagangan Senin (24/2/2020).

Pada perdagangan Senin, indeks Stoxx Europe 600 ditutup anjlok 3,8 persen di tengah meningkatnya kekhawatiran damapk virus corona (Covid-19) terhadap ekonomi. Pelemahan pada Senin juga menghapus kenaikan indeks Stoxx 600 sejak awal tahun ini.

Hingga Selasa (25/2), jumlah kasus terinfeksi virus corona (Covid-19) telah mencapai 80.000 di seluruh dunia, dengan jumlah kasus di Korea Selatan meningkat menjadi hampir 900 orang.

Meski menyebut kasus-kasus baru tersebut 'sangat memprihatinkan', Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak lagi menyebut wabah virus corona sebagai pandemi.

“Koreksi [bursa saham] pada Senin terlalu berlebihan sehingga wajar jika kita melihat beberapa rebound, meskipun pertanyaan pokok tentang bagaimana virus itu memengaruhi ekonomi riil dan perusahaan tetap ada,” ujar Ricardo Gil, kepala alokasi aset di Trea Asset Management di Madrid.

“Kami tidak melihat solusi dari menurunkan suku bunga lebih lanjut, kami pikir stimulus fiskal akan diperlukan untuk membantu perekonomian,” tambahnya.

 Chief Investement Officer di Barclays Investment Solutions William Hobbs mengatakan meskipun kemungkinan skala kerugian ekonomi jangka pendek telah meningkat dalam pekan terakhir, risiko terjadinya resesi global masih diragukan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper