Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Buyback Belum Dorong IHSG

Aksi buyback belum mampu mendorong naik IHSG karena investor masih ketakutan dengan virus corona yang membuat pelemahan ekonomi secara serentak.
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati 9 emiten menyatakan bakal melakukan aksi pembelian kembali, tapi hal itu tidak serta merta dapat mendorong Indeks Harga Saham Gabungan.

Pada Senin (24/2/2020) IHSG ditutup pada level 5.807 turun 1,28 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya. Volume transaksi tercatat sebesar Rp5,84 triliun yang melibatkan 6,21 miliar saham. Adapun jumlah transaksi tercatat sebanyak 380.453 kali.

Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama mengatakan aksi buyback itu belum mampu mendorong naik IHSG. Pasalnya, investor masih ketakutan dengan virus corona yang membuat pelemahan ekonomi secara serentak.

Meski demikian, Hans mengakui ini adalah momen yang tepat bagi perseroan untuk membeli sahamnya ketika pasar tengah lesu. Pasalnya, program tersebut ekuivalen dengan pembagian dividen.

Hans mengatakan bila saham undervalued tapi pembagian dividen besar maka termasuk kerugian bagi perseroan.

“Untuk pasar luar negeri, ketika saham undervalued emiten justru harus segera beli supaya tidak diborong oleh kompetitor, Sebab itu bisa merugikan bila ada aksi hostile take over,” ungkapnya kepada Bisnis.com pada Selasa (24/2/2020).

Sementara dari sisi investor, dengan berkurangnya saham beredar maka jumlah laba per saham yang dibagikan bakal naik. Hal ini, kata Hans, bisa mengerek harga saham lebih tinggi.

Berdasarkan catatan Bisnis, terdapat 9 emiten yang bakal melakukan aksi pembelian kembali. Hans menyebut PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) yang berpeluang naik signifikan.

“SCMA memiliki dana pembelian sampai Rp2,92 triliun dan TOWR punya Rp1,47 triliun. Biasanya harga akan melambung setelah aksi pembelian selesai,” katanya.

Pada hari ini, SCMA ditutup melemah 3,60 persen ke level Rp1.205 per saham. Adapun selama tahun berjalan, laju saham perseroan juga telah terkoreksi 14,54 persen. Sementara itu, TOWR ditutup menguat 0,58 persen ke level Rp865 per saham. Selama tahun berjalan, TOWR telah naik 7,45 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper