Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korsel ‘Red Alert’ Virus Corona, Indeks Kospi Anjlok 3,87 Persen

Bursa Korea Selatan terjerembab hampir 4 persen pada akhir perdagangan hari ini, Senin (24/2/2020), setelah pemerintah Negeri Ginseng menaikkan tingkat kewaspadaan terhadap virus Corona (Covid-19) ke level tertinggi atau Red Alert.
Seorang penjaga keamanan berjalan di bawah monitor di Bursa Efek Korea di Seoul./ SeongJoon Cho - Bloomberg
Seorang penjaga keamanan berjalan di bawah monitor di Bursa Efek Korea di Seoul./ SeongJoon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Korea Selatan terjerembab hampir 4 persen pada akhir perdagangan hari ini, Senin (24/2/2020), setelah pemerintah Negeri Ginseng menaikkan tingkat kewaspadaan terhadap virus Corona (Covid-19) ke level tertinggi atau Red Alert.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 2.079,04 dengan pelemahan tajam 3,87 persen atau 83,80 poin dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (21/2/2020), Kospi berakhir di posisi 2.162,84 dengan koreksi 1,49 persen atau 32,66 poin, pelemahan hari kedua.

Dengan demikian, indeks saham acuan Korsel ini telah membukukan penurunan selama tiga hari perdagangan berturut-turut sejak perdagangan 20 Februari 2020.

Koreksi yang dialami pada Senin (24/2) adalah yang terbesar sejak terjungkap 4,4 persen pada perdagangan 11 Oktober 2018. 

Dari 792 saham yang diperdagangkan pada Senin, sebanyak 46 saham menguat, 733 saham melemah, dan 13 saham stagnan.

Saham Yuyang Dnu Co. mencatat penurunan terbesar dengan anjlok 30 persen, sedangkan saham Samsung Electronics Co. yang turun 4,1 persen menjadi penekan utama terhadap pelemahan Samsung.

Samsung Electronics Co., LG Electronics Inc., dan perusahaan lain di Korsel dikabarkan mengambil tindakan pencegahan terhadap virus corona menyusul meningkatnya jumlah kasus terinfeksi di negara tersebut, termasuk karyawan Samsung di sebuah fasilitas produksi lokal.

Pada Minggu (23/2/2020), Presiden Moon Jae-in menyatakan pemerintah menaikkan tingkat kewaspadaan terhadap virus corona ke level tertinggi seiring dengan lonjakan jumlah kasus secara tiba-tiba.

"Insiden Covid-19 menghadapi titik balik yang mematikan," ujar Moon usai melakukan rapat kabinet tentang virus tersebut, seperti dikutip ChannelNewsAsia.com.

Menurut Moon, langkah pemerintah Korsel menaikkan tingkat siaga ke level tertinggi itu sesuai dengan rekomendasi para ahli.

Dia juga mendesak para pejabat untuk tidak ragu-ragu mengambil "tindakan tegas yang belum pernah terjadi sebelumnya" dalam mengatasi wabah virus Corona tersebut.

Dengan meningkatkan tingkat siaga ke level merah, pemerintah Korea Selatan dapat membatasi perjalanan udara, mengalokasikan sumber daya tambahan untuk rumah sakit umum dan swasta, serta memberlakukan tindakan yang lebih ketat pada orang asing yang memasuki negara itu.

Korsel mengalami peningkatan pesat dalam jumlah kasus virus Corona sejak beberapa hari terakhir setelah infeksi muncul dari kelompok sekte agama di kota Daegu selatan pekan lalu.

Pada Senin (24/2), Korsel melaporkan 161 tambahan kasus baru virus sehingga menjadikan kasus infeksi Covid-19 di Negeri Gingseng telah mencapai 763 kasus. Adapun, korban jiwa akibat infeksi Covid-19 di Korea Selatan tercatat sebanyak tujuh kematian hingga saat ini.

Mengutip Bloomberg, Korea Selatan akan memperluas skrining virus corona ke semua penduduk kota Daegu yang menunjukkan gejala infeksi dan mengirimkan 1.000 tempat tidur rumah sakit ke wilayah tersebut.

Korsel terakhir kali meningkatkan level kewaspadaan ke level merah pada 2009 ketika jumlah kasus H1N1 di Korea Selatan naik dua kali lipat menjadi hampir 9.000 dalam waktu seminggu.

Tak hanya menekan bursa saham di negeri tersebut, nilai tukar mata uang won pun ditutup melemah 0,90 persen atau 10,89 poin di level 1.220,04 pada perdagangan hari ini, depresiasi hari ketiga berturut-turut sejak 20 Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper