Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah 0,59 di Sesi I, BBRI & BMRI Penekan Utama

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,59 persen atau 35,22 poin ke level 5.907,27 pada akhir sesi I, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,03 persen atau 1,70 poin ke level 5.940,78.

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan di zona merah hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (21/2/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,59 persen atau 35,22 poin ke level 5.907,27 pada akhir sesi I, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,03 persen atau 1,70 poin ke level 5.940,78.

Pada perdagangan Kamis (20/2/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.942,49 dengan penguatan 0,23 persen atau 13,70 poin. Sepanjang pagi ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.900,31-5.944,20.

Sebanyak 8 dari 9 sektor terpantau bergerak melemah pada hari ini, dipimpin sektor industri dasar yang melemah 1,68 persen. Adapun sektor infrastruktur menguat 0,95 persen.

Sementara itu, sebanyak 90 saham menguat, 247 saham melemah, dan 345 saham stagnan dari 682 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang masing-masing melemah 1,1 persen dan 1,56  persen menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG pada sesi I.

Tim analis PT Valbury Sekuritas Indonesia memprediksi berbagai sentimen negatif yang muncul di pasar membuat IHSG sulit menguat.

Valbury Sekuritas dalam laporannnya menyampaikan di tengah kondisi ekonomi global dengan ketidakpastian membuat Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,1-5,5 persen menjadi 5-5,4 persen. Penyebabnya, virus corona dinilai akan berdampak ke perekonomian dalam negeri.

Dari sisi pariwisata, wabah virus corona akan membuat Indonesia kehilangan devisa US$ 1,3 miliar. Hal ini seiring pelarangan penerbangan ke Cina.

Dari sisi perdagangan, Indonesia berpotensi kehilangan US$300 juta akibat gangguan logistik terhadap ekspor. BI juga memperkirakan dana investasi dari Cina menurun US$400 juta.

Kabar lain, BI memangkas bunga acuan sebesar 25 bps untuk menjaga daya tahan ekonomi dari dampak penyebaran virus korona. BI melakukan langkah preventif untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global akibat terjadinya Covid-19.

Sementara itu, sentimen pasar dari luar negeri adalah tentang Gedung Putih yang mengakui bahwa langkah agresif Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada tahun lalu memicu perlambatan ekonomi dan investasi.

“Ketidakpastian ini utamanya disebabkan oleh negosiasi dagang yang telah menekan investasi,” paparnya.

IHSG melemah di saat bursa saham lainnya di Asia juga bergerak mayoritas tertekan. Indeks Nikkei melemah 0,01 persen, indeks Hang Seng turun 0,73 persen, sedangkan indeks Kospi melemah 1,12 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 menguat masing-masing 0,46 persen, sedangkan indeks Topix Jepang menguat 0,33 persen.

Dilansir Bloomberg, pelaku pasar gelisah minggu ini di tengah lonjakan infeksi virus corona di luar China dan serangkaian peringatan baru dari perusahaan tentang dampak dari wabah tersebut.

Dua orang yang dievakuasi ke Australia dari sebuah kapal pesiar di Jepang dinyatakan positif terkena virus korona. Sementara itu, Korea Selatan melaporkan 52 kasus baru.

"Ini mungkin jalan yang jauh lebih panjang," ungkap Dan Farley, kepala investasi di State Street Global Advisors, seperti dikutip Bloomberg.

“Kita harus sangat berhati-hati bahwa ini bukan masalah yang mudah dipecahkan dan dampak pada permintaan konsumen untuk sejumlah sektor yang berbeda akan menjadi sesuatu yang harus kita waspadai.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper