Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas ke Level Tertinggi 7 Tahun, Imbas The Fed

Pada perdagangan Jumat (21/2/2020) pukul 5:13 WIB, harga emas spot naik tipis 0,02 poin menuju US$1.619,58 per troy ounce. Adapun, emas Comex kontrak April 2020 naik 0,65 persen atau 10,5 poin menjadi US$1.622,3 per troy ounce.
Emas lantakan./ Stefan Wermuth - Bloomberg
Emas lantakan./ Stefan Wermuth - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak naik ke level tertinggi 7 tahun setelah pernyataan wakil Federal Reserve AS, Richard Clarida, bahwa The Fed akan mengawasi imbas wabah Korona pada ekonomi AS.

Analis Monex Investindo Futures Andian dalam laporannnya menuliskan, pernyataan tersebut dipandang pelaku pasar sebagai peluang pemangkasan suku bunga dari The Fed sebagai upaya membantu memulihkan ekonomi AS.

Pada perdagangan Jumat (21/2/2020) pukul 5:13 WIB, harga emas spot naik tipis 0,02 poin menuju US$1.619,58 per troy ounce. Adapun, emas Comex kontrak April 2020 naik 0,65 persen atau 10,5 poin menjadi US$1.622,3 per troy ounce.

Federal Open Market Committee AS pada keputusan 29 Januari 2020 lalu telah mempertahankan tingkat suku bunga AS pada level <1,75 persen.

Level tersebut dianggap sebagai level yang pantas untuk mempertahankan perkembangan ekonomi AS, mencapai target tenaga kerja, dan kestabilan harga yang telah direncanakan oleh bank sentral.

“Namun, pernyataan dari wakil ketua The Fed malam tadi, bahwa ekonomi AS kuat secara fundamental, dan wabah corona akan memberikan tekanan bagi perekonomian AS pada kuartal I/2020, memicu kekhawatiran pasar,” paparnya Kamis malam (20/2/2020).

Perekonomian AS, seperti negara lain, akan mengalami imbas negatif dari penyebaran wabah corona, dan berpeluang mendorong The Fed kembali melakukan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

Wabah Korona yang berpusat di daerah Wuhan, Tiongkok, telah melumpuhkan perekonomian negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Hal itu memberikan imbas buruk dari negara-negara rekan bisnisnya, baik dari turunnya daya beli konsumen, tertundanya pemesanan dan penyediaan bahan baku produksi, maupun menurunnya permintaan terhadap bahan baku dan bahan bakar.

Tiongkok sudah dipastikan belum dapat memenuhi kesepakatan dagang tahap pertama dengan AS yang sudah disepakati pada Januari 2020 karena wabah corona dan memukul nilai ekspor AS.

Data terbaru laporan pendapatan bulanan perusahaan-perusahaan dunia, yang menargetkan konsumen di Tiongkok, terpukul oleh turunnya permintaan konsumen. Hal itu menekan minat pasar terhadap aset saham, dan mendorong minat pada aset aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper