Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga BI Turun, Dampak ke IHSG Baru Terasa Jangka Panjang

Penurunan suku bunga acuan terbukti belum berefek, karena IHSG pada perdagangan hari ini hanya ditutup menguat tipis 0,23 persen ke level 5.942,487.
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Dibandingkan dampak jangka pendek dan menengah, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diyakini lebih berefek jangka panjang terhadap Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengapresiasi langkah yang dilakukan Bank Indonesia dengan menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen dari sebelumnya 5 persen untuk meningkatkan stabilitas perekonomian.

Namun, dia menilai hal tersebut tidak memberikan dampak langsung kepada indeks. Terbukti dengan pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini yang ditutup menguat tipis 0,23 persen ke level 5.942,487.

“BI kan tadi menyinggung soal Covid-19 jadi ini masih soal penyelamatan saja, belum menyangkut soal sustainability,” tuturnya kepada Bisnis.com, Kamis (20/2/2020).

Nafan memperediksi pelaku pasar malah akan cenderung melakukan aksi profit taking pada akhir perdagangan pekan ini atau Jumat (21/2/2020). Terlebih belum ada data makro ekonomi lain yang diharapkan dapat menopang IHSG.

Berdasarkan analisa teknikal, Nafan juga memprediksi IHSG akan terkoreksi pada perdagangan Jumat, karena candle menunjukkan pola doji star yang menunjukkan adanya keraguan antara penjual dan pembeli.

“Tapi kalau sudah menunjukkan konsolidasi berarti pelemahan seperti yang terjadi pada Januari, Februari ini tidak akan terlalu signifikan,” ujarnya.

Di sisi lain, dia memprediksi dalam jangka menengah IHSG akan naik, ditopang oleh musim pembagian dividen dan proses pembuatan vaksin corona yang diharapkan dapat rampung, sehingga membuat keadaan lebih terkendali.

Sementara itu, Nafan mengatakan efek dari suku bunga acuan baru akan terasa pada jangka panjang. Apalagi Bank Sentral masih membuka kemungkinan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps lagi.

Menurutnya ini akan menjaga inflasi Indonesia di level yang stabil sehingga pasar akan ikut stabil. Adapun secara teknikal dia optimistis tahun ini IHSG dapat menyentuh rentang 6.375-6.390 dengan level maksimal di 6.675.

“Anggaplah kalau kita nanti mengalami pertumbuhan yang lambat, tapi negara-negara lain juga akan lebih lambat, jadi cukup optimistis,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper