Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BBRI Cetak Kenaikan Terbesar, IHSG Ditutup Menguat 0,71 Persen

Reli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil berlanjut pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (19/2/2020).
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Reli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil berlanjut pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (19/2/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup di level 5.928,79 dengan penguatan 0,71 persen atau 41,83 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (18/2/2020), IHSG berakhir di level 5.886,96 dengan kenaikan 0,33 persen atau 19,44 poin, kenaikan hari kedua.

Indeks mulai melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,20 persen atau 11,94 poin di posisi 5.898,90 pada Rabu (19/2) pagi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 5.898,70 – 5.928,79.

Sebanyak 8 dari 9 sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin aneka industri (+1,93 persen) dan industri dasar (+1,10 persen). Satu-satunya sektor yang berakhir di zona merah hanya properti (-0,07 persen).

Sementara itu, dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 206 saham menguat, 174 saham melemah, dan 302 saham stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing naik 1,82 persen dan 2,46 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG.

Dilansir dari Bloomberg, saham BBRI mencatat kenaikan terbesar sejak 4 Februari setelah para pemegang saham menyetujui dividen tahun 2019.

Perseroan baru saja mengumumkan akan melakukan pembagian dividen senilai Rp20,6 triliun dari Rp34,4 triliun laba bersih sepanjang 2019.

Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Selasa (18/2/2020) juga diputuskan perubahan pengurus, baik di jajaran komisaris maupun direksi.

Equity Analyst BNI Sekuritas Posmarito Pakpahan menyebutkan prospek BBRI masih dalam pengkajian ulang. "Sejak awal tahun appresiasi dari harga saham sudah mendekat target price kami," katanya, Rabu (19/2/2020).

Secara fundamental, dia berpendapat BBRI menarik untuk dibeli karena perseroan fokus di segmen mikro dan mampu menjaga premium net interest margin dan return of equity.

"Dilihat dari likuiditas, kami expect perusahaan dapat mencapai target loan growth. Kami perkirakan kredit BRI tumbuh 10 persen secara tahunan tahun ini," katanya.

Sejalan dengan IHSG, indeks saham lainnya di Asia mayoritas ikut menguat. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang menanjak 0,89 persen dan 0,37 persen masing-masing, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik tipis 0,07 persen.

Adapun indeks Hang Seng Hong Kong dan Taiex Taiwan masing-masing berakhir menguat 0,46 persen dan 0,94 persen, meskipun indeks Shanghai China tergelincir ke zona merah.

Secara keseluruhan, pasar saham global mampu menguat didorong tanda-tanda bahwa China mungkin merencanakan langkah lebih lanjut untuk mendukung bagian perekonomiannya.

Bloomberg melaporkan langkah-langkah terbaru China untuk menopang pertumbuhan termasuk kemungkinan bail-out untuk sejumlah maskapai penerbangan.

Investor relatif tetap percaya diri dalam kemampuan para pembuat kebijakan untuk menahan dampak dari virus corona (Covid-19) yang mematikan, setelah peringatan perlambatan penjualan oleh Apple sempat menyulut kekhawatiran pasar awal pekan ini.

Industri penerbangan telah sangat terpukul oleh epidemi ini, dengan maskapai-maskapai global menghentikan sekitar 80 persen dari penerbangan mereka ke China.

Dalam perkembangan terbaru tentang virus itu, provinsi Hubei, pusat penyebaran virus corona, melaporkan 132 kematian lebih lanjut pada 18 Februari, menjadikan jumlah korban jiwa di China daratan menjadi lebih dari 2.000 orang. Meski demikian, Hubei terus melaporkan jumlah kasus baru yang lebih rendah setiap harinya.

“Penting untuk mengontekstualisasikan dampak virus, kami tidak memperkirakan penurunan yang permanen dalam pertumbuhan global,” ujar Anne Anderson, head of fixed income di UBS Asset Management, seperti dilansir Bloomberg.

“Kombinasi fiskal-moneter dan keyakinan bahwa kita akan mengalami transisisi [wabah virus corona] selama beberapa bulan mendatang berarti kita masih pada pijakan yang mantap,” tambahnya.

Di pasar mata uang dalam negeri, nilai tukar rupiah ditutup terdepresiasi tipis 1 poin atau 0,01 persen di level Rp13.695 per dolar AS, setelah berakhir melemah 0,25 persen di posisi 13.694 pada Selasa (18/2/2020).

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BBRI    

+1,82

ASII

+2,46

BMRI

+1,60

UNVR

+1,01

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

ADRO

-1,88

HMSP

-0,26

TOPS

-25,37

BTPS

-1,60

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper