Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Fokus ke Pasien BPJS, Metro Healthcare Incar Pembukuan Laba

Selama empat tahun berturut-turut perseroan tetap merugi yang disebabkan oleh akuisisi rumah sakit, pembenahan rumah sakit yang ada, dan beban bunga yang membengkak.
Direktur Dedi Tedjakusnadi, Direktur Utama Henry Kembaren, Penjamin Emisi Deddy Suganda Widjaja dari PT Jasa Utama Capital Sekuritas dan Komisaris Utama Agustinus Widjaja dalam acara Due Diligence Meeting & Public Expose PT Metro Healthcare Indonesia di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Rabu (19/2/2020)./Ria Theresia Situmorang.
Direktur Dedi Tedjakusnadi, Direktur Utama Henry Kembaren, Penjamin Emisi Deddy Suganda Widjaja dari PT Jasa Utama Capital Sekuritas dan Komisaris Utama Agustinus Widjaja dalam acara Due Diligence Meeting & Public Expose PT Metro Healthcare Indonesia di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Rabu (19/2/2020)./Ria Theresia Situmorang.

Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten rumah sakit yang akan segera melenggang ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Metro Healthcare Indonesia (MHI), akan memfokuskan pendapatan kinerja keuangan dari okupansi volume pasien anggota BPJS Kesehatan.

Mayoritas dari pasien BPJS Kesehatan tersebut adalah kalangan menengah ke bawah. Oleh karena itu, perusahaan berencana melakukan ekspansi menambah jaringan dan kamar di rumah sakit.

Padahal, selama empat tahun berturut-turut perseroan tetap merugi yang disebabkan oleh akuisisi rumah sakit, pembenahan rumah sakit yang ada, dan beban bunga yang membengkak.

Henry Kembaren, Direktur Utama MHI mengakui perseroannya hanya membidik pertumbuhan laba yang tipis pada tahun 2020. Pasalnya, perusahaan rumah sakit fungsinya lebih mengarah kepada pelayanan dibandingkan dengan menghasilkan untung sebesar-besarnya.

“Sasaran utamanya memang peserta BPJS seperti yang diketahui margin untuk layanan seperti itu kan tipis. Jadi memang kita harus segera mengejar volume (pasien). Itulah sebabnya kita membangun rumah sakit di daerah-daerah, supaya volume itu segera tercapai,” ujar Henry saat due diligence meeting dan public expose, Rabu (19/2/2020).

Permasalahan lain yang juga dihadapi emiten rumah sakit yang membidik peserta anggota BPJS Kesehatan adalah tunggakan dari lembaga asuransi di bawah Kementerian Kesehatan tersebut. Namun, Henry menyebutkan hal tersebut tidak menjadi kendala bagi perseroan mengingat pihaknya mendapat anjak piutang dari beberapa bank.

“Sekarang sudah ada sejumlah bank yang mana mereka bekerjasama dengan BPJS. Kita bisa factoring itu, kita lakukan dengan Bank Syariah Mandiri dan BNI. Kita bisa dapat anjak piutang artinya kita dapat pembayaran terlebih dahulu dari bank dan pada saat BPJS membayar, kita lunasi,” jelas Henry.

Henry mengakui adanya beban bunga bank akibat dari aksi perseroan tersebut. Namun, pihaknya tetap bisa menutupinya dikarenakan adanya dana penalti yang disetorkan oleh BPJS Kesehatan bagi emiten rumah sakit yang bayarannya ditangguhkan.

“Memang ada bunga dari bank tetapi dari BPJS kita kan dapat juga penalti kalau mereka telat bayar. Jadi sebenarnya saling menutupi. Bunga yang mesti kita bayar ke bank ditutupi oleh penalti yang dibayarkan oleh BPJS,” ungkap Henry.

Kenaikan iuran BPJS Kesehatan pada awal tahun 2020 ini juga dinilai Henry dapat membantu cash flow rumah sakit karena kemampuan BPJS Kesehatan membayar dana tangguhan akan lebih cepat.

Diketahui, MHI membidik dana segar dari proses initial public offering atau IPO hingga Rp1,1 triliun dengan perkiraan jadwal listing 13 Maret 2020 di Bursa Efek Indonesia.

Dana ini akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan rumah sakit, pembelian pembelian beberapa bidang tanah di lokasi strategis dan pengadaan peralatan rumah sakit.

Henry menyebut perseroan bakal membangun rumah sakit di daerah guna menjangkau segmen pasar yang dibidik. Ekspansi berupa pembangunan dan akuisisi rumah sakit akan menyasarlokasi yang strategis pinggiran kota dan kabupaten yang sedang tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper