Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Panggil Manajemen Totalindo Eka Persada (TOPS)

Perusahaan akan melakukan paparan publik insidentil sesuai dengan permintaan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Totalindo Eka Persada/Istimewa
Totalindo Eka Persada/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen PT Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS) akan melakukan paparan publik insidentil sesuai dengan permintaan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Head of Corporate Secretary Division Totalindo Eka Persada, Novita Frestiani menyampaikan perusahaan akan melakukan paparan publik pada Jumat (21/2/)2020 di Gedung BEI. Paparan tersebut dilakukan atas permintaan bursa.

“Ada tiga agenda yang dibahasa dalam paparan publik,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Rabu (19/2/2020).

Pertama, informasi terkait perkembangan kinerja dan operasional terkini perseroan. Kedua, ringkasan laporan keuangan terakhir. Ketiga, rencana usaha perseroan ke depannya.

Pada perdangan Rabu (19/2/2020), saham TOPS kembali diperdagangkan setelah hari sebelumnya digembok BEI. Namun, harga saham anjlok 25,37 persen atau 17 poin ke level Rp50 saat memasuki pukul 10:15 WIB—10:30 WIB.

Fluktuasi saham TOPS memang sangat terlihat, terutama sejak pekan lalu. Pasalnya, kenaikan dan penurunan harga bisa mencapai belasan persen. Bahkan, pada Senin (17/2/2020), atau sehari sebelum suspensi, saham TOPS anjlok 22,09 persen.

Sepanjang tahun berjalan, saham TOPS terkoreksi 81,48 persen dari posisi akhir Desember 2019 senilai Rp270. Namun, menengok ke belakang, penurunan saham tidak hanya berlangsung pada 2020, tetapi juga tahun-tahun sebelumnya.

Saham TOPS mencapai puncaknya pada 10 Juli 2018 di posisi Rp990. Sepanjang 2018, saham emiten konstruksi itu menguat 15,92 persen ke level Rp830, dari akhir 2017 di level Rp716.

Pada 2019, pergerakan saham TOPS cenderung menurun. Koreksi itu semakin terasa pada 11 November 2019, ketika harga berada di level Rp580, kemudian berangsur anjlok ke Rp270 pada akhir 2019.

Dari sisi fundamental, kinerja keuangan Totalindo Eka Persada memang tengah menurun. Per September 2019, pendapatan perusahaan mencapai Rp631,35 miliar, turun 45,11 persen year on year (yoy) dari Rp1,15 triliun per September 2018.

Perusahaan pun membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp29,22 miliar, berbalik arah dari posisi per September 2018 dimana laba tahun berjalan mencapai Rp85,58 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper