Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Saham Emiten Unggas Kompak Naik. Ada Apa?

Empat emiten tersebut adalah PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), PT Japfa Tbk. (JPFA) dan PT Sierad Produce Tbk (SIPD).
Pengunjung di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pengunjung di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham emiten unggas kompak ‘berkokok' dengan berada di zona hijau pada sesi pertama perdagangan Selasa (18/2/2020).

Empat emiten tersebut adalah PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), PT Japfa Tbk. (JPFA) dan PT Sierad Produce Tbk (SIPD).

Dikutip dari data Bloomberg, pada sesi pertama perdagangan bursa pada Selasa (18/2/2020) keempatnya kompak ‘berkokok’ pada zona hijau.

Emiten CPIN bahkan ikut mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) berada di zona hijau bersama dengan ASII, BRPT, TLKM dan KLBF pada sesi pertama perdagangan. Adapun, volume transaksi CPIN pada sesi pertama sebesar 1,61 juta saham dengan nilai sebesar Rp10,81 miliar.

Emiten unggas MAIN mengungguli tiga saham lainnya dengan skala margin kenaikan terbesar yakni 2,96 persen atau 25 poin di level Rp870 pada penutupan sesi pertama perdagangan bursa hari ini setelah sempat dibuka pada level Rp845.

Adapun saham JPFA mengikuti dengan kenaikan sebesar 2,64 persen atau 40 persen menjadi Rp1.555 setelah dibuka pada level Rp1.515 pada pagi ini.

Selanjutnya, CPIN bullish pada perdagangan sesi pertama dengan kenaikan sebesar 2,28 persen atau 150 poin di level Rp6.725 setelah dibuka pada level Rp6.575.

Terakhir, emiten SIPD juga berada di zona hijau dengan kenaikan sebesar 1,85 persen atau 15 poin ke level Rp825 dari Rp810 pada pembukaan pasar hari ini.

Hal ini kemungkinan besar dipicu oleh sentimen positif perihal Permendag nomor 7 tahun 2020 mengenai harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen.

Analis Kresna Sekuritas Timothy Gracianov mengatakan adanya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 7 tahun 2020 yang menggantikan Permendag Nomor 96 Tahun 2018 yang mengatur harga acuan bahan pangan pokok menjadi sentimen yang positif bagi emiten perunggasan.

“Industri poultry dengan adanya Permendag No.7 tahun 2020 yang mengatur harga acuan baru terutama untuk harga ayam broiler dan day-old chicken Final Stock (DOC FS) berpeluang memberi angin segar bagi para emiten perunggasan,” ungkap Timothy kepada Bisnis.com pada Selasa (18/2/2020).

Namun, pihaknya masih perlu melihat praktik penerapan harga ayam tersebut yang dinilai sangat dipengaruhi mekanisme pasar. Sehingga, kontrol dari pemerintah seperti penerapan afkir dini atau pengurangan telur tetas akan berperan besar.

“Dengan adanya dasar regulasi harga acuan ayam di tingkat peternak dinaikkan, kami berharap pemerintah bisa lebih berkomitmen mewujudkan harga tersebut sehingga dapat menguntungkan para peternak,” jelasnya.

“Kita lihat eksekusi ke depannya bagaimana,” lanjutnya.

Kresna Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham unggas seperti JPFA dan MAIN di target harga Rp1.970 dan Rp1.550 dan jual untuk saham CPIN di level target harga Rp6.400.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper