Bisnis.com, JAKARTA - Saham Asia berjatuh bersamaan dengan index berjangka AS, setelah Apple Inc. mengatakan penjualan triwulanan tahun ini akan meleset dari prediksi karena pukulan wabah virus corona.
Dilansir Bloomberg, Selasa (18/2/2020), Index Nasdaq 100 turun 0,4 persen, sedangkan Indeks berjangka S&P 500 juga turun 0,2 persen. Penurunan di dua indeks tersebut diikuti penurunan 0,7 persen di Topix, 0,5 persen di Kospi dan 0,2 persen di S&P/ASX 200 Asutralia.
Operasional pemasok Apple seperti TDK Corp dan Tokyo Electron Ltd. terganggu karena terdampak corona.
Perdagangan surat utang AS atau treasury bond dimulai kembali pasca libur, Senin (17/2/20), dengan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun. Dolar Australia juga turun setelah bank sentral mengatakan telah membahas pemotongan suku bunga dua minggu lalu.
Sesi perdagangan di bursa Asia hari ini, Selasa (18/2/2020), masih dihantui kekhawatiran baru tentang dampak virus corona, bahkan ketika tingkat pertumbuhan kasus di Provinsi Hubei China dinyatakan stabil.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan sentimen pada Senin kemarin ketika bursa Asia terangkat oleh langkah pembuat kebijakan China untuk mendukung perusahaan yang terkena penutupan berkepanjangan di sejulah kota.
"Sejauh ini saya percaya bahwa sebagian besar dari apa yang kita lihat adalah konsumsi tertunda," kata Andy Kapyrin, seorang mitra di RegentAtlantic Capital.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan Senin malam (17/2/2020), Apple mengatakan operasional produksi akan mulai dilanjutkan di China.
"Kami mengalami proses kembali yang lebih lambat ke kondisi normal daripada yang diperkirakan. Pasokan iPhone global akan dibatasi sementara ini," kata Apple.
Sementara itu, minyak mentah Texas Barat diperdagangkan sekitar US$52 per barel. Poundsterling menahan penurunan setelah utusan Perdana Menteri Boris Johnson menyerang sikap Uni Eropa menjelang pembicaraan perdagangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel