Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Salahi Prosedur Saham TELE Disuspensi, Bagaimana Pergerakannya?

Pada penutupan perdagangan Senin (17/2/2020), saham TELE tercatat menurun 2,48 persen atau 5 poin menjadi Rp197. Sepanjang tahun berjalan, harga saham terkoreksi 34,33 persen dari akhir Desember 2019 senilai Rp300.
Dirut PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk Tan Lie (kedua kiri)  bersama Komisaris Mohammad Firdaus (dari kiri) berbincang dengan Preskom Hengky Setiawan, Direktur Rukmono Cahyadi, dan Direktur Independen Gatot Bekti Haryono, seusai rapat umum pemegang saham tahunan perseroan, di Jakarta, Kamis (5/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Dirut PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk Tan Lie (kedua kiri) bersama Komisaris Mohammad Firdaus (dari kiri) berbincang dengan Preskom Hengky Setiawan, Direktur Rukmono Cahyadi, dan Direktur Independen Gatot Bekti Haryono, seusai rapat umum pemegang saham tahunan perseroan, di Jakarta, Kamis (5/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Laju saham perusahaan ritel dan distribusi alat komunikasi PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. (TELE) sepanjang 2020 tercatat kurang apik.

Pada penutupan perdagangan Senin (17/2/2020), saham TELE tercatat menurun 2,48 persen atau 5 poin menjadi Rp197. Sepanjang tahun berjalan, harga saham terkoreksi 34,33 persen dari akhir Desember 2019 senilai Rp300.

Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menghentikan sementara perdagangan saham TELE mulai hari ini, Selasa (18/2/2020).

Berdasarkan pengumuman BEI, suspensi saham TELE diterapkan merujuk pada pengumuman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) No.KSEI-2422/DIR/0220 perihal penundaan pembayaran bunga ke-4 dan pelunasan pokok atas Obligasi Berkelanjutan II Tiphone Tahap I Tahun 2019.

Suspensi diterapkan hingga pengumuman BEI lebih lanjut. Bursa juga meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.

Berdasarkan data KSEI, TELE tercatat harus melunasi utang obligasi jatuh tempo sebesar Rp53 miliar pada hari ini, Selasa (18/2/2020).

Kemarin, pihak TELE sudah bersurat kepada KSEI perihal pemberitahuan pembayaran obligasi langsung. Pembayaran sebagian pokok dan bunga ditujukan kepada tiga pemegang obligasi dengan total yang disetor ke KSEI sebesar Rp3,33 miliar.

TELE melansir, sisa pembayaran pokok obligasi yang belum dapat disetorkan kepada KSEI telah dibayarkan langsung kepada para pemegang obligasi sejumlah Rp51,35 miliar.

Pembayaran itu ditujukan kepada tiga pemegang obligasi, yaitu PT Upaya Cipta Sejahtera, PT Esa Utama Inti Persada, dan PT Deltacomsel Indonesia Distrindo.

Corporate Secretary Tiphone Mobile Indonesia Samuel Kurniawan menegaskan perseroan tidak mengalami gagal bayar terhadap kewajiban pembayaran obligasi. Pernyataan itu menanggapi pengumuman yang dilansir oleh KSEI.

Dia menegaskan, perusahaan telah melakukan pembayaran kepada pemegang obligasi secara langsung dan tidak langsung (melalui KSEI).

"Sudah kita setorkan langsung ke bond holder. [Dana pembayaran] Dari kas perusahaan," ujar Samuel kepada Bisnis.com, Selasa (18/2/2020).

Samuel mengungkapkan, KSEI tidak mengakui proses pembayaran yang dilakukan oleh TELE karena dianggap menyalahi teknis pembayaran.

Dia menjelaskan, pembayaran dilakukan secara langsung kepada pemegang obligasi karena adanya permintaan dari pemegang obligasi.

Dalam keterangan resminya, Direktur Utama Tiphone Mobile Indonesia Tan Lie Pin juga mengatakan perseroan telah melakukan kewajibannya untuk melakukan pembayaran kepada pemegang obligasi secara langsung, sebagaimana bukti yang telah disampaikan kepada KSEI.

"Namun, KSEI tidak mengakui proses pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan karena dianggap menyalahi teknis pembayaran," katanya, Selasa (18/2/2020).

Menurut dia, alasan perusahaan melakukan proses pembayaran langsung kepada pemegang obligasi dikarenakan adanya permintaan dari pemegang obligasi kepada pihak perusahaan. Bukti pembayaran tersebut juga sudah disampaikan kepada KSEI.

Sebagai tindak lanjut untuk mempercepat pembukaan suspensi saham, manajemen TELE menyampaikan pihaknya sedang melakukan penarikan dana dari pemegang obligasi yang sudah dibayarkan, untuk disetorkan kembali ke KSEI.

Dengan demikian, suspensi saham perseroan di Bursa Efek Indonesia dapat dibuka.

"Kami akan menyelesaikan administrasi pembayaran kepada KSEI pada hari ini, sehingga saham TELE bisa kembali diperdagangkan di bursa," katanya.

Manajemen pun membantah telah melakukan gagal bayar atas bunga dan pokok obligasi yang sudah jatuh tempo pada Selasa (18/2/2020).

Hal ini menanggapi pengumuman yang disampaikan oleh pihak KSEI perihal penundaan pembayaran bunga dan pokok obligasi terhadap pemegang obligasi.

Tan Lie Pin menambahkan bahwa kesalahpahaman ini hanya persoalan administrasi dan bukan karena hal lain. Perseroan masih memiliki dana internal yang cukup untuk melunasi kewajibannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper