Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor Fundamental Tekan Indeks Pertanian (JAKAGRI)

Berbagai faktor fundamental menyebabkan pelaku pasar melakukan aksi jual saham sektor pertanian.
Dua peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan proses pembuatan bioplastik berbahan baku tandan kelapa sawit di Laboratorium Kimia LIPI Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/4/2019). Dengan ditemukannya plastik berbahan baku tandan kelapa sawit ini nantinya diharapkan mampu mengurang bahaya sampah plastik di Indonesia khususnya dan dunia umumnya, dimana plastik tersebut akan terurai kurang dari 3 bulan yang limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. /ANTARA
Dua peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan proses pembuatan bioplastik berbahan baku tandan kelapa sawit di Laboratorium Kimia LIPI Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/4/2019). Dengan ditemukannya plastik berbahan baku tandan kelapa sawit ini nantinya diharapkan mampu mengurang bahaya sampah plastik di Indonesia khususnya dan dunia umumnya, dimana plastik tersebut akan terurai kurang dari 3 bulan yang limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi fundamental yang kurang baik mempengaruhi anjloknya kinerja emiten bidang pertanian (JAKAGRI) pada lantai bursa. Namun, sentimen positif dari dalam negeri dinilai dapat kembali mengerek performa sektor ini.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menuturkan, penurunan kinerja emiten di bidang pertanian tidak hanya dipengaruhi oleh wabah virus corona yang memukul kinerja pasar saham secara keseluruhan.

Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor fundamental yang menyebabkan pelaku pasar melakukan aksi jual di sektor ini. Salah satu faktor fundamental tersebut adalah harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).

Hingga saat ini, harga CPO masih kurang optimal dan belum menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan karena masih banyak CPO Indonesia yang belum terserap oleh pasar.

“Akibatnya, komoditas ini mengalami kelebihan barang atau oversupply,” ujarnya saat dihubungi pada Senin (17/2/2020).

Mengutip data Bloomberg, pada perdagangan Senin (17/2/2020) pukul 11:24 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia naik 0,68 persen atau 18 poin menuju 2.678 ringgit per ton. Namun, harga masih terkoreksi 10,56 persen sepanjang tahun berjalan.

Indeks sektor pertanian (JAKAGRI) juga merosot 15,11 persen per Jumat (14/2/2020), atau menjadi sektor dengan performa terendah di pasar saham.

Selain itu, sambung Reza, industri ini juga tengah menghadapi upaya pembatasan ekspor CPO seperti yang dilakukan oleh Uni Eropa terhadap Indonesia dan Malaysia. Padahal, CPO memiliki banyak produk turunan yang menjadi kebutuhan industri lain di negara tersebut.

Meski demikian, dia cukup optimistis kinerja sektor pertanian akan membaik pada 2020. Hal ini didukung oleh arah kebijakan pemerintah yang diperkirakan akan memberi katalis positif bagi pertumbuhan industri.

Saat ini, pemerintah tengah menggalakkan program bahan bakar B30 yang menggunakan minyak kelapa sawit. Kebijakan ini akan mendorong terjadinya peningkatan permintaan terhadap minyak kelapa sawit secara domestik.

“Upaya ini dapat menutupi hambatan ekspor yang saat ini tengah dihadapi Indonesia sehingga juga akan ikut berdampak baik bagi emiten pertanian,” jelasnya.

Ia berharap, pemerintah memiliki kebijakan yang komprehensif dalam periode penyesuaian penggunaan bahan bakar jenis ini. Hal tersebut agar momentum ini dapat dimanfaatkan perusahaan pertanian dengan optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper