Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saracentral Bajatama (BAJA) Bakal Genjot Produksi

Pada tahun lalu perseroan mencatat penjualan sebesar 81.000 tribu ton atau setara dengan Rp1,075 triliun

Bisnis.com, JAKARTA – PT Saranacentral Bajatama Tbk. memasang target optimistis pada tahun ini seiring dengan hadirnya insentif yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri baja lokal.

Direktur Utama Saranacentral Bajatama Handaja Susanto menuturkan bahwa utilisasi industri baja lapis alumunium di dalam negeri saat ini hanya mencapai sekitar 35 persen dari kapasitas terpasang. Adapun, tingkat utilisasi perseroan pada tahun lalu mencapai sekitar 40 persen.

Dengan utilisasi kapasitas produksi seperti itu, pada tahun lalu perseroan mencatat penjualan sebesar 81.000 tribu ton atau setara dengan Rp1,07 triliun. Realisasi ini hampir mencapai target tahun lalu sebesar Rp1,1 triliun.

Pada tahun ini, lanjutnya, perseroan bakal meningkatkan utilisasi produksi menjadi 70 persen—80 persen. Berdasarkan kalkulasi tersebut, perkiraan target produksi perseroan pada tahun ini mencapai sekitar 140.000 ton—160.000 ton.

“Soal belanja modal, kami tidak gak ada pada 2020 ini, karena kami akan coba memaksimalkan kapasitas terpasang yang selama ini masih rendah utilisasinya, dari 40 persen ke 70—80 persen,” katanya kepada Bisnis.com, Jumat (14/2/2020).

Dia menjelaskan target produksi ini diharapkan dapat tercapai dengan adanya dorongan positif dari pemerintah berupa penurunan tarif listrik dan gas. Hal ini juga akan diikuti dengan insentif lainnya berupa importasi scrap sebagai salah satu bahan baku produksi baja lapis alumunium.

“Penurunan tarif gas, dan diskon tarif listrik pada jam-jam tertentu pasti akan membantu memperbaiki struktur biaya yang sudah tidak proporsional lagi dengan masifnya serbuan baja impor yang tidak sesuai dengan standard SNI,” katanya kepada Bisnis, Jumat (14/2/2020).

Selain itu, dia menuturkan bahwa pelonggaran aturan importasi scrap dapat membantu industri hulu dalam meningkatkan produksi dan efisiensi. Bagi perseroan, hal ini dinilai bakal berdampak terhadap penurunan harga bahan baku.

“Jika hal-hal ini dapat direalisasikan, hal yang sudah pasti adalah kami akan berupaya meningkatkan utilisasi dari seluruh lini usaha,” katanya.

Namun, menurutnya sejumlah insentif itu harus diiringi dengan intervensi lanjutan dari pemerintah, khususnya dalam menekan produk impor. Handaja berpendapat selagi produk impor masih membanjiri pasar lokal, persaingan yang sehat tidak akan tercipta di industri baja lokal.

“Di iklim usaha yang seperti inilah kita baru bisa berbicara mengenai target laba yang sesungguhnya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper